
(Matra, Jambi) – Kabupaten dan kota terbaik percepatan penurunan stunting (gangguan pertumbuhan fisik anak) se-Provinsi Jambi akan diumumkan Rabu (5/4/2023). Pengumuman tersebut akan dilakukan di Swiss-Belhotel Kota Jambi oleh Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH. Penentuan pemenang percepatan penurunan stunting terbaik se-Provinsi Jambi tersebut kini sedang digodok Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jambi.
Kabupaten yang sangat berpeluang menjadi terbaik dalam percepatan penurunan stunting se-Provinsi Jambi tersebut, yakni Kabupaten Merangin. Peluang tersebut didasarkan pada berbagai terobosan dan hasil percepatan penurunan stunting di Kabupaten Merangin selama dua tahun terakhir.
Wakil Bupati Merangin selaku Ketua TPPS Kabupaten Merangin, H Nilwan Yahya di Bangko, Merangin, Provinsi Jambi, Kamis (23/3/2023) menjelaskan, pihaknya optimistis meraih predikat kabupaten terbaik percepatan penurunan kasus tunting setelah melihat hasil percepatan penurunan stunting di kabupaten itu. Program dan hasil percepatan penurunan stunting tersebut sudah dipaparkan di hadapan tim penilai dari TPPS Provinsi Jambi baru-baru ini.
Dijelaskan, Kabupaten Merangin berhasil menurunkan kasus stunting selama dua tahun terakhir secara signifikan (berarti). Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi (angka) kasus stunting di Merangin tahun 2022 mencapai 14,5 %. Angka kasus stunting tersebut turun 5,2 % dibandingkan kasus stunting di daerah tersebut tahun 2021 sekitar 19,7 %.
Terobosan
Nilwan Yahya mengatakan, terobosan atau inovasi yang dilakukan TPPS Kabupaten Merangin menurunkan kasus stunting, yakni melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) penanganan stunting dan program Temukan Rujukan Anak Stunting Bersama Bapak Asuh Anak Stunting (Terabas). Monev penurunan stunting dilakukan di setiap desa dan kecamatan. Program bapak asuh anak stunting dilakukan oleh TNI dan Puskesmas Bangko.
Melalui program tersebut pihak bapak asuh memberikan bantuan makanan bergizi dan pelayanan kesehatan intensif terhadap anak dan ibu berisiko stunting. Anak-anak penyandang kasus stunting dan ibu berisiko stunting yang mendapatkan pelayanan bapak asuh tersebut pun mengalami perbaikan kesehatan.
Para ibu hamil yang kekurangan energi kronik dan anak penyandang stunting yang menjadi anak asuh mengalami perubahan status gizi. Hal itu nampak adanya perubahan lingkar lengan atas dan berat badan menjadi lebih baik.
“Selain itu bapak asuh juga mendaftarkan keluarga berisiko stunting menjadi peserta Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan. Premi BPJS keluarga beresiko stunting dibayarkan bapak asuh,”ujarnya.
Menurut Nilwan Yahya, terobosan lain yang dilakukan TPPS Merangin mempercepat penurunan kasus stunting, yaitu Telusur Keluarga Miskin Desa (Teluk Missa). Program Teluk Misa dilakukan dengan menelusuri keluarga miskin di seluruh pelosok desa. Program tersebut dilakukan untuk mengetahui data-data warga masyarakat berisiko stunting.
“Hasil penelusuran yang sudah saya lakukan sampai ke pelosok desa masih banyak berbedaan data warga miskin dan berisiko stunting. Ada oknum yang mencoba memanipulasi data kemiskinan dan stunting untuk mendapatkan tambahan anggaran,’’ujarnya.
Dikatakan, perbedaan data tersebut terdapat antara Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan (Elektronik-Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (P3KE).
Menindaklanjuti temuan itu, lanjutnya, TPPS Merangin melakukan pemadanaan (penyamaan) data kemiskinan dan stunting dengan nomor induk kependudukan (NIK). Kemudian dilakukan juga verifikasi DTKS.
Inovasi lain penanggulangan stunting di Merangin, kata Nilwan Yahya, yaitu pemberian makanan tambahan berupa nugget (olahan daging) lele dan biskuit labu dan abon ikan patin. Bahan makanan tersebut memiliki nilai gizi yang sangat baik.
‘’Pelayanan lain yang dilakukan mengatasi stunting di Merangin, yakni pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan pihak Puskesmas kepada masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di RSUD Kol Abundjani Bangko,’’jelas. (Matra/AdeSM).