(Matra, Jakarta) – Bencana alam tanah longsor yang melanda Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Senin (6/3/2023) merenggut 15 orang korban jiwa. Longsor juga menyebabkan 42 orang dinyatakan hilang, lima orang luka berat, tiga orang luka ringan dan 1.216 orang warga mengungsi.
Guna melihat langsung kondisi korban dan upaya penanggulangan bencana tanah longsor tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, SSos, MM terbang ke Natuna, Kepri, Selasa (7/3/2023).
Suharyanto berangkat ke Natuna menggunakan pesawat Hercules C-130 dari Lapangan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusumah Selasa siang sekitar pukul 13.20 WIB dan mendarat di Lanud Sadjad Ranai, Natuna, Selasa sore.
Turut dalam rombongan Kepala BNPB tersebut, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari, tenaga ahli BNPB dan staf khusus BNPB.
Plt Pusdatinkom BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Selasa siang mengatakan, Kepala BNPB, Suharyanto memimpin rapat penanganan darurat bencana tanah longsor bersama seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Natuna, Selasa sore.
“Selain itu Kepala BNPB dan rombongan juga akan melihat langsung proses penanganan longsor. Baik itu pencarian korban hilang, penanganan korban luka-luka maupun korban yang mengungsi,”katanya.
Dikatakan, guna mendukung upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi korban tanah longsor di Kabupaten Natuna, BNPB turut mendatangkan tim Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) dan relawan penanggulangan bencana. Program penanganan bencana tanah longsor tersebut dilakukan secara tim dan satu koordinasi.
Abdul Muhari mengatakan, sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan darurat tanah longsor di Natuna, BNPB juga membawa beberapa logistik dan peralatan. Di antaranya tenda pengungsi empat buah, tenda keluarga 100 buah, selimut 500 kasman (lembar), matras (500 kasman), genset listrik ukuran 2 kva 15 unit, makanan 1.500 paket, lauk pauk rendang 1.500 paket, velbed 200 unit dan lampu garam 100 buah.
“Selain itu BNPB juga akan menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan darurat longsor di Natuna tersebut,”ujarnya.
Dijelaskan, sekitar 1.216 korban bencana longsor Natuna hingga Selasa sore masih mengungsi di beberapa tempat. Sekitar 219 jiwa mengungsi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN), 215 jiwa di puskesmas, 500 jiwa di Desa Pelimpak dan masjid serta 282 jiwa di SMA 1 Serasan.
Menurut Abdul Muhari, bencana tanah longsor yang melanda Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3/2023) sore disebabkan curah hujan yang tinggi. Hujan lebat yang melanda daerah itu membuat tanah yang kondisnya labil longsor.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepri, Muhammad Hasbi mengatakan, jumlah korban meninggal akibat longsor di Serasan, Natuna yang sudah ditemukan hingga Selasa (7/3/2023) sudah ada 15 orang. Korban meninggal tersebut kemungkinan masih bertambah karena masih banyak korban yang dinyatakan hilang.
Dikatakan, pencarian korban bencana longsor di kepulauan Natuna sulit akibat sulitnya akses menuju lokasi. Kemudian jaringan telekomunikasi di lokasi kejadian juga terputus.
Cuaca yang cepat berubah yang ditandai dengan angin kencang, ombak tinggi dan hujan lebat di kepulauan Natuna membuat lokasi longsor sulit dijangkau. Lokasi bencana, Kecamatan Serasan tersebut jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna.
“Petugas BPBD Kepri masih siaga di lokasi. Proses evakuasi masih terus dilakukan. Penanganan bencana tanah longsor indi melibatkan BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan relawan evakuasi,”katanya. (Matra/AdeSM/ PusdatinkomBNPB).