(Matra, Jambi) – Komponis dan seniman dua generasi Jambi yang tergabung dalam grup band pendatang baru, KIYOPAW hadir meramaikan blantika musik Indonesia. Grup band yang terdiri dari personil Amrimush (29), Juan Fayesa (23 ), Dana Wishesa (30) dan Marwa Hawasyi (19) meluncurkan single perdana mereka, “Peluk Terhangat” karya cipta Amrimush.
Grup Band KIYOPAW Jambi hadir dengan mengusung karakter musik berlatar grup musik pop punk yang dilambungkan grup musik luar negeri, Stand Here Alone, Closehead dan Stereowall. Genre musik punk tersebut mereka jadikan acuan berkarya karena dinilai cukup akrab di telinga pencinta musik pop.
Amrimush yang dinobatkan sebagai pimpinan KIYOPAW di Jambi, Minggu (5/3/2023) mengungkapkan, lagu debut KIYOPAW, Peluk Terhangat terdengar seperti judul lagu “Anak Senja”. Lagu Peluk Terhangat memiliki aransemen musik beraliran pop punk, namun memiliki lirik yang tidak lugas selayaknya lagu-lagu punk rock.
“Judulnya memang seperti lagu-lagu Indie ‘Anak Senja’. Bahkan liriknya pun berbahasa kiasan dan tidak lugas. Lagu ini saya ciptakan sedemikian rupa karena saya memang pendengar lagu-lagu folk dan indie,”kata Amri, nama panggilan akrab Amrimush.
Amri menjelaskan, lagu Peluk Terhangat menyiratkan makna tentang mencapai ketenangan dalam hidup. Meski demikian pendengar bebas menafsirkan lagu tersebut sesuai dengan memorinya masing-masing.
“Kalau didengar sekilas lagu ini seperti harapan seseorang yang ingin tetap dinilai baik dan layak untuk mendapat pelukan dari yang tersayang. Tapi bagi saya, Pelukan Terhangat itu adalah rahmat Tuhan,”jelasnya.
Bangun Harmoni
Kehadiran KIYOPAW membawa harmoni aliran musik dari dua generasi anak Jambi. Harmoni tersebut tercipta dari perpaduan hati dan rasa dari seniman Jambi berbeda generasi tersebut. KIYOPAW berupaya mengharmonikan perbedaan selera musik. Meski personil KIYOPAW memiliki latar belakang dan selera musik yang berbeda, mereka mencoba menghadirkan karya debut dengan apik.
KIYOPAW yang berdiri pada September 2022 dalam debut mereka juga hadir dengan membawakan (meng-cover) beberapa lagu komponis lain yang sudah tidak asing bagi pencinta lagu punk rock. Di antaranya lagu “Asmalibrasi” dari Soegi Bornean, “Sang Dewi” yang dipopulerkan Lyodra dan “Blue Bird” dari Ikimono Gakari.
Amrimush yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) ingin bereksplorasi dengan punk rock dan japanese rock yang sempat populer di era 2000-an. Dia mengajak Juan yang merupakan karyawan swasta, ex gitaris dari band beraliran Metalcore yang pernah didirikannya tahun 2020.
Dana yang juga merupakan karyawan swasta, seorang penggebuk drum yang menyukai permainan sederhana ala Pop Indonesia tahun 2000-an. Sedangkan Marwa yang masih berstatus mahasiswa, seorang dancer (penari) dan vokalis reguleran kafe yang sangat menyukai lagu-lagu dari penyanyi beraliran Indie seperti Dere dan Nadin Amizah.
“Awalnya aku jadi gitaris, ngajak Juan, Dana sama Marwa buat nge-jam di studio. Kami meng- cover lagu Asmalibrasi, Sang Dewi dengan gaya musik punk rock. Kemudian cover lagu Blue Bird- nya Ikimono Gakari.Tetapi ternyata Juan main bassnya masih kurang pas. Akhirnya tukeran posisi,”ujarnya.
Setelah beberapa kali jamming sebagai bassist, Amrimush menawarkan materi orisinil yang kemudian menjadi lagu Peluk Terhangat. Akhirnya KIYOPAW seolah kecanduan dengan proses kreatif dalam mengumpulkan materi lagu sehingga terus berlanjut mengkreasikan karya.
Selera Bebas
Kendati hadir dengan mengusung aliran pop punk dan punk rock, KIYOPAW tak mau dibatasi oleh genre (aliran) musik tertentu saja dalam berkarya. Genre dapat membatasi kreatifitas para personel untuk bisa berkembang. Pada lagu Peluk Terhangat, KIYOPAW terdengar mengarah kepada aliran musik pop punk. Namun demikian mereka mengamini bahwa secara lirik tidak mencerminkan genre tersebut.
“Bagi kami sih yang terpenting eksplore (mengembangkan) sedalam-dalamnya skill (kemampuan) masing-masing agar bisa bikin diri semakin berkembang,”ajar Dana.
Sementara itu, sang gitaris, Juan juga mengatakan, bahwa dirinya lebih sering menantang diri untuk mendengarkan lagu-lagu yang terbilang “bukan seleranya”. Hal itu untuk memperluas referensi di KIYOPAW. Menurutnya, hal yang dapat merugikan bagi dirinya adalah merasa “cukup” dalam proses bermusik. Karena itu dia selalu menantang diri mencari referensi pada genre-genre di luar metal ataupun pop punk.
Nge-Job di Kafe
Sedangkan menurut sang vokalis, Marwa, grup band KIYOPAW sempat nge-job (manggung) di kafe-kafe sebelum terjun ke dunia rekaman. Hasil manggung di kafe untuk menambah modal rekaman.
Menurut Marwa, dirinya yang masih kuliah, selama ini harus nge-job di kafe agar dapat jajan tambahan dan kebutuhan di luar kuliah. Sejak dipinang personil KIYOPAW lainnya, Amri, Marwa memang udah setuju membentuk band yang berorientasi karya berani berkorban. Karena itu hasil nge-job di kafe dikumpulkan juga modal rekaman.
“Bagaimanapun caranya, ya harus dicari modal buat rekaman itu. Salah satunya dari nge-job di café-café. Bang Juan dan Bang Dana juga setuju buat kumpulin dana rekaman, bikin video clip dan bikin release party pake duit hasil nge-job,”katanya.
Sebagai band pendatang baru, KIYOPAW merasa perlu memperkenalkan diri kepada penikmat musik hingga pegiat seni musik. Oleh karenanya mereka akan mengadakan release party (pesta rilis) atau peluncuran lagu Peluk Terhangat yang didukung oleh Evo, Studio One dan Mars Space Coffee 10 Maret 2023.
Pesta rilis mereka adakan di Mars Space Coffee Jambi tersebut mengundang 11 performer (penampil/pengisi acara), Unit Kesenian Mahasisa (UKM) Musik Universitas Jambi (Unja), UKM Musik Unama Jambi, UKM Seni Aek Ngalir, GESKA, Kreasistik Jambi Vocal Community, Majestic Boys, Shelter, Esok BIngung dan Klawings.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang ikut membantu menyukseskan acara release party ini. Kami harap melalui acara ini relasi kita semakin kuat dan persahabatan semakin solid terutama untuk saling mendukung dalam berkarya,”ujar Juan.
Acara release party lagu Peluk Terhangat tak hanya diisi penampilan musik. Acara tersebut juga disertai diskusi tentang proses pembuatan MV dan proses KIYOPAW dalam menelurkan karya terbaru. Diskusi itu digelar guna memberi semangat berkarya, berkerasi kepada para musisi-musisi muda di Jambi.
“Teman-teman musisi Jambi, pegiat seni musik Jambi, gak boleh takut untuk berkarya. Sekarang tempat untuk mengasah skill sangat mudah diakses. Mau rilis lagu juga sekarang banyak pilihan. Mulai dari recording di rumah ataupun di studio. Tetapi pengorbanan untuk berkarya itu keniscayaan. Jadi, ya siapin lah apapun yang dibutuhkan terutama mental,”kata Amrimush. (Matra/Radesman Saragih).