Wakil Bupati Merangin, H Nilwan Yahya (dua dari kanan) dan Direktur Pembenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian kelautan dan Perikanan, Ir Nono Hartanto (dua dari kiri) pada pertemuan di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (2/3/2023). (Foto : Matra/KominfoMerangin).

(Matra, Jambi) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin, Provinsi Jambi berupaya meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar. Peningkatan produksi ikan air tawar tersebut sangat penting guna memenuhi konsumsi ikan masyarakat Merangin yang hingga kini masih berada pada angka 28 kilogram (Kg)/kapita/tahun. Konsumsi ikan masyarakat Merangin tersebut masih berada di bawah tingkat konsumsi ikan nasional rata-rata 34 Kg/kapita/tahun.

Salah satu upaya yang dilakukan meningkatkan produksi ikan di Merangin tersebut, yakni membangun kampung perikanan budidaya maggot (larva dari telur lalat). Untuk membangun kampung perikanan budidaya maggot tersebut, Wakil Bupati Merangin, H NIlwan Yahya melakukan kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan RI di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

“Kami jemput bola ke Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengupayakan bantuan pengembangan kampung perikanan budidaya maggot. Saat ini Merangin sudah mengembangkan budidaya maggot untuk pengembangan perikanan. Namun kami terbentur modal. Karena itulah kami berusaha meminta modal budidaya maggot ke Kementerian Kelautan dan Perikanan,”katanya.

Dijelaskan, saat ini Kabupaten Merangin cukup berhasil mengembangkan kampung nelayan budidaya maggot. Namun jumlah usahanya belum banyak. Beberapa daerah sudah sering melakukan studi banding kampung perikanan budidaya maggot ke Merangin. Karena itulah Pemkab Merangun berupaya mengembangkan budidaya maggot dengan mendapatkan bantuan kampung perikanan budidaya maggot dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

‘’Saat ini Merangin bahkan sudah menjadi kabupaten percontohan budidaya maggot di Provinsi Jambi. Sudah banyak kabupaten lain, baik dari Provinsi Jambi maupun dari luar Jambi yang melakukan studi banding budidaya maggot ke Merangin,’’ujarnya.

Dijelaskan, maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Maggot ini merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa. Tubuh maggot berwarna hitam dan sekilas mirip dengan tawon.

“Keunggulan maggot atau belatung sebagai bahan baku pakan ikan mandiri diyakini merupakan salah satu inovasi yang layak dikembangkan oleh berbagai pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Merangin, Irsadi mengatakan, sektor perikanan menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan perbaikan gizi dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Merangin. Potensi perikanan budidaya air tawar di Merangin cukup banya. Namun belum selurunya dimanfaatkan.

Dikatakan, luas budidaya perikanan perairan umum di Merangin mencapai 5.520 hektare (ha) dengan produksi rata-rata 785 ton/tahun. Kemudian luas perikanan kolam mencapai 330 ha dengan produksi 1.456 ton/tahun. Sedangkan jumlah usaha perikanan keramba jarring apung (KJA) mencapai 383 unit dengan produksi 207 ton/tahun.

Namun, katanya, produksi perikanan tersebut belum mencukupi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Merangin yang mencapai 369.000 jiwa. Karena itu hingga kini Merangin masih mendatangkan ikan dari luar daerah, khususnya dari Kabupaten Kerinci dan Provinsi Sumatera Barat. Jumlah pasokan ikan air tawar dari luar daerah ke Merangin saat ini mencapai 45 %. (Matra/AdeSM).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *