(Matra, Merangin) – Seluruh pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Merangin diminta membendung kebebasan penggunaan telepon genggam (Handphone/HP) android di kalangan santri. Upaya itu dilakukan guna mencegah dampak buruk penggunaan HP android di kalangan remaja, khususnya para santri dan santriwati.
Hal tersebut dikatakan Bupati Merangin, H Mashuri pada Tabligh Akbar Peringatan Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW bersama Forum Komunikasi Keluarga Ulama (FKKU) Kecamatan Tabir di lapangan Semayo Rantau Panjang Tabir, Selasa (28/2/2023).
Tampil sebagai penceramah pada kesempatan tersebut, Ustadz Abu Musa At Tijani (Ustadz Kece) dari Jakarta. Tabligh Akbar itu juga dihadiri Ketua DPRD Merangin, Herman Effendi, pimpinan ponpes, ulama dan santri.
Menurut H Mashuri, larangan penggunaan HP android di ponpes penting untuk menepis pengaruh buruk teknologi telekomunikasi di kalangan santri dan santriwati. Pengaruh globalisasi yang membawa berbagai dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, khususnya kalangan remaja harus dibendung melalui larangan penggunaan HP android di ponpes.
“Penggunaan HP android di ponpes wilayah Merangin tidak diperbolehkan karena dampak negatifnya sangat luar biasa. Penggunanya bisa bercakap-cakap secara tatap muka jarak jauh meski di luar negeri sekalipun. Kemudian penggunanya juga bisa dengan mudah melihat konten atau tayangan-tayangan tidak baik melalui HP android,”katanya.
Dikatakan, orang tua juga diharapkan ,e,batasi penggunaan HP android di kalangan anak-anak dan remaja yang belum mengetahui dampak negative penggunaan alat telekomunikasi tersebut. Penggunaan HP android perlu difilter (disaring) karena banyak konten-konten (gambar) di HP android melanggar akidah dan budaya bangsa.
Pengaruh Buruk
H Mashuri mengatakan, biasanya bila ada anak menangis, ibunya langsung memberi HP android dan anaknya langsung diam. Akhirnya anak-anak bebas menggunakan HP android. Padahal hal itu salah. Paradigma saat ini sudah berubah. Begitu mudah anak bisa mendapat pengaruh buruk dari perkembangan teknologi komunikasi tersebut. Kunci menepisnya, anak-anak harus bersekolah di ponpes.
‘’Mari bentengi anak-anak kita dengan ilmu agama yang kuat, dengan iman yang kuat dan anak kita harus berakhlakulkorimah. Jangan biarkan anak-anak kita bermain HP android seorang diri. Kemudian ketika anak-anak sudah menyelesaikan pendidikannya di ponpes, mereka harus dibentengi dengan ilmu agama agar keimanannya tinggi. Dengan demikian mereka akan terhindar dari pengaruh buruk perkembangan teknologi,”katanya.
Menurut H Mashuri, pembinaan anak-anak di ponpes juga sangat penting membangun kemandirian anak-anak. Anak pesantren umumnya sangat mendiri. Mereka bisa memasak sendiri, mencuci baju sendiri dan seterika sendiri. Dengan demikian mereka betul-betul dibentuk menjadi anak yang tidak tergantung kepada dengan orang tuanya atau orang lain untuk mengurus dirinya sendiri.
Selain itu, lanjutnya, biaya pendidikan di ponpes juga sangat murah. Kemudian pola makan anak-anak di ponpes sehat dan terjaga. Bila anak pulang dari ponpes akan memberikan kesejukan di rumah tangga. Sebelum azan anak itu sudah pergi ke masjid.
‘’Kita sebagai orang tua bisa malu dengan anak-anak yang kita sekolahkan di ponpes kalau kita tidak terbiasa berjemaah di masjid. Untuk itu jangan biarkan anak-anak kecanduan bermain HP android,’’ujarnya. (Matra/AdeSM).