(Matra, Jambi) – Provinsi Jambi berhasil menurunkan kasus stunting (gangguan pertumbuhan fisik anak akibat kekurangan gizi) hingga 4,4 % selama dua tahun terakhir. Penurunan kasus stunting tersebut bisa dicapai melalui intensitas pecegahan dan penanggulangan stunting yang dilakukan seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Jambi. Baik itu TPPS provinsi, kabupaten,, kota, kecamatan, desa dan kelurahan.
Hal tersebut dikatakan, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, H Sudirman, SH, MH pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Bencana (Bangga Kencana) dan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Jambi 2023 di Hotel Aston Jambi, Kota Jambi, Selasa (28/2/2023).
Rakerda tersebut turut dihadiri Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Koordinasi keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Jambi, Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto, SSi, MEng dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Dr Munawar Ibrahim, SKp,MPH.
Sudirman mengatakan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi kasus stunting di Provinsi Jambi berada pada angka 18 %. Angka sasus stunting tersebut menurun dibandingkan tahun 2020 sekitar 22,4 % atau ada penurunan sekitar 4,4 %. Penurunan kasus stunting di Provinsi Jambi tahun 2024 ditargetkan bisa mencapai angka 12 %.
“Tidak ada alasan lagi untuk tidak mencapai penurunan kasus stunting di Jambi tahun 2024 hingga 12 %. Penurunan kasus stunting tersebut harus bisa dicapai. Sebab Pemprov Jambi sudah membentuk TPPS tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa. Kemudian sudah dibentuk juga Tim Pendamping Keluarga dan Tim Audit Kasus Stunting di setiap kabupaten/kota. Mereka berasal dari para pakar/ahli,”katanya.
Program Strategis
Menurut Sudirman, Pemprov Jambi telah berupaya mempercepat penurunan stunting melalui TPPS sejak tahun 2022. TPPS juga sudah melaksanakan program-program strategis penanganan stunting di setiap dinas instansi tingkat Provinsi Jambi maupun badan-badan yang langsung di bawah kementerian atau lembaga pemerintahan pusat.
“Saya memberikan apresiasi kepada seluruh tim TPPS Provinsi Jambi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa, Tim Pendamping Keluarga, Tim Audit Kasus Stunting yang sudah bekerja secara maksimal menangani masalah stunting dua tahun terakhir. Hal tersebut telah membuahkan hasil penurunan stunting di Jambi hingga 4,4 %,”ujarnya.
Sudirman juga memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran BKKBN Provinsi Jambi dan semua mitra kerja lintas sektor atas keberhasilan Jambi menurunkan angka kelahiran di Jambi. Keberhasilan penurunan angka kelahiran tersebut juga mendapat dukungan dari kalangan perguruan tinggi, pihak swasta, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, organisasi keagamaan dan media.
Kerja sama tersebut, lanjutnya, menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Hal itu ditandai dengan turunnya Angka Kelahiran Total (TFR) Jambi dari 2,51 % sesuai hasil sensus penduduk tahun 2010 menjadi sebesar 2,28 % sesuai ahsil sensus penduduk tahun 2020.
“Turunnya angka kelahiran rata-rata seorang perempuan selama masa reproduksinya (15-49 tahun) tentunya menjadi momentum untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan kualitas keluarga,”ujarnya.
Dikatakan, kesejahteraan keluarga sangat berperan mencegah maupun mengatasi stunting. Dikatakan demikian karena masalah stunting terkait dengan masalah gizi, pengasuhan anan dan pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan dan setelah melahirkan.
“Di tengah keluarga sejahtera tentunya masalah gizi dan pengasuhan anak tersebut cukup baik, sehingga kasus stunting dapat dicegah dan ditangani dengan baik,”katanya. (Matra/AdeSM).