
(Matra, Medan) – Kebangkitan sektor pariwisata dan perdagangan sangat membantu Provinsi Sumatera Utara (Sumut) bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun, 2020 – 2021. Kontribusi sektor pariwisata memulihkan ekonomi Sumut tercermin dari lonjakan kunjungan wisata ke Sumut pasca pandemi Covid-19.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, Arief S Trinugroho pada Seminar Internasional Sektor Perdagangan, Pariwisata dan Investasi dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Hotel Adimulia, Kota Medan, Rabu (8/2/2023) mengatakan, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumut sejak Januari – Agustus 2022 saja telah tercatat 27.336 orang.
“Jumlah kunjungan wisata mancanegara tersebut mengalami peningkatan hingga 100 kali lipat jika dibandingkan kunjungan wisata mancanegara ke Sumut di masa pandemi Covid-19 tahun 2021 yang hanya 230 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pariwisata telah kembali bangkit dan mampu menopang pemulihan ekonomi Sumut,”katanya.
Menurut Arief S Trinugroho, kondisi perekonomian daerah Sumut di tengah situasi pandemi Covid-19 semakin terkendali, mengalami peningkatan dalam berbagai aspek. Ini menjadi catatan penting guna menaikkan nilai investasi di masa mendatang.
Dijelaskan, pulihnya situasi ekonomi dan sosial pasca meredanya pandemi Covid-19 sejak tahun 2022 memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Sumut. Hal tersebut nampak dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi Sumut satu tahun terakhir.
“Pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2022 mencapai 4,73 % atau meningkat drastic dibandingkan pertumbuhan ekonomi daerah ini tahun 2021 hanya sekitar 2,61 %,”katanya.

Perdagangan Surplus
Arief S Trinugroho yang berbicara mewakili Gubernur Sumut, H Edy Rahmayadi pada kesempatan tersebut mengatakan, kebangkitan ekonomi Sumut pasca pandemi Covid-19 ditopang tiga sektor, yakni sektor perdagangan, pariwisata dan investasi.
Neraca perdagangan luar negeri Provinsi Sumut, lanjutnya, mengalami perkembangan yang fluktuatif, dalam beberapa tahun terakir, namun masih berkisar di atas US$ 3 miliar.
“Secara keseluruhan, pada tahun 2022 neraca perdagangan luar negeri Sumut mencatat surplus US$ 6,91 miliar, meningkat US$ 0,15 miliar dibandingkan pada tahun 2021 dengan nilai surplus sebesar US$ 6,76 miliar,”jelasnya.
Arief S Trinugroho mengatakan, pada sektor investasi, realisasi penanaman modal di Provinsi Sumut tahun 2022 secara keseluruhan tercatat senilai Rp 41,68 triliun. Kondisi ini mencapai 114 % atau melebihi target yang ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2022 sebesar Rp 36,60 triliun.
“Dari kondisi tersebut, 55 % atau senilai Rp 22,78 triliun berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan 45% atau senilai Rp 18,88 triliun berasal dari penanaman modal asing (PMA),”paparnya.
Sedangkan dari sisi serapan tenaga kerja, lanjut Arief S Trinugroho, pertumbuhan investasi di Sumut tahun 2022 berhasil menyerap sekitar 32.384 orang tenaga kerja. Sekitar 79 % tenaga kerja tersebut terserap dari realisasi PMDN dan sisanya sebesar 21 % dari realisasi PMA.
Dikatakan, jika dilihat perkembangan realisasi penanaman modal dari sisi investasi PMDN, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi merupakan sektor tertinggi sebagai penopang realisasi investasi PMDN dengan nilai Rp 7,62 triliun atau sekitar 33,48 % dari total realisasi PMDN tahun 2022.
Sementara untuk investasi PMA, sektor pertambangan merupakan sektor tertinggi dengan realisasi sebesar Rp 8,06 triliun atau 42,69 % dari total realisasi PMA tahun 2022.
“Selain itu, Sumut juga sudah siap memberikan dukungan berupa insentif dan kemudahan kepada para investor. Saat ini kebijakan tersebut sedang dibahas di DPRD Provinsi Sumut,”katanya.
Arief S Trinugroho mengatakan, seminar internasional yang digelar dalam rangka HPPN 2023 tersebut juga mengundang seluruh delegasi konsulat asing maupun konsulat kehormatan yang ada di Indonesia dan Kota Medan. Pemprov Sumut meminta seluruh Negara sahabat berinvestasi di Sumut.
“Kami juga terus berupaya menjalin kerja sama dengan para investor dari Negara sahabat untuk membangun Sumut,”paparnya.
Sementara Ketua Bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Ahmed Kurnia Soeriawidjaja pada kesmepatan itu mengatakan, pemilihan Sumut sebagai tuan rumah pelaksanaan HPN 2023 karena Sumut memiliki potensi pariwisata, perdagangan dan investasi. Kota Medan sendiri yang merupakan Ibukot Provinsi Sumut merupakan kota yang memiliki skala ekonomi terbesar di luar Pulau Jawa.
“Potensi pariwisata, perdagangan dan investasi nanti akan dipaparkan sejumlah narasumber dalam seminar ini. Mereka akan menjelaskan betapa indah dan kayanya potensi yag dimiliki Sumut,”katanya.
Turut berbicara pada kesmepatan itu, Direktur PT Kawasan Industri Nusantara (KEK) Sei Mangkei, Edward Samantha Ginting. Edward mengupas potensi industri dan perdagangan Sumut. Kemudian Direktur Badan Ortorita Danau Toba (BODT) Jimmy Panjaitan mengupas potensi pariwisata Sumut.
Sementara Direktur Operasional dan Pengembangan PT KIM, Hita Tunggal memaparkan tentang peluang pengembangan industri di kawasan industri Medan. Sedangkan Bupati Toba, Poltak Sitorus memapakan peluang investasi pariwisata di Kabupaten Toba. (Matra/AdeSM/KominfoSumut).