(Matra, Merangin) – Penyebaran penyakit malaria di Dusun Sungaitebal, Desa Dusuntuo, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi perlu terus dipantau. Intensitas pemeriksaan lokasi-lokasi permukiman rawan penularan penyakit malaria di dusun tersebut hingga wilayah sekitarnya jug perlu terus diintensifkan. Hal itu penting menyusul kejadian luar biasa (KLB) penyakit malaria di Dusun Sungaitebal beberapa waktu lalu.
“Saya meminta pihak Puskesmas Pasar Masurai terus melakukan pemantauan wabah penyakit malaria ke seluruh pelosok dusun di Kecamatan Lembah Masurai. Hal itu penting untuk memantau masih adanya warga yang terserang penyakit malaria di setiap dusun. Para bidan desa juga harus turun ke lapangan menyisir setiap desa guna memantau penyebaran penyakit malaria dari Dusun Sungaitebal,”kata Wakil Bupati Merangin, H Nilwan Yahya ketika melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Lembah Masurai, Merangin, Jambi, Selasa (7/2/2023).
Menurut Nilwan Yahya, Dusun Sungaitebal, Lembah Masurai sempat berstatus KLB penyakit malaria menyusul banyaknya warga dusun tersebut terserang penyakit menular akibat gigitan nyamuk tersebut. Status KLB malaria di Dusun Sungaitebal berlangsung mulai 22 Desember 2022 hingga Januari 2023. Pada kurun waktu tersbeut, jumlah warga dusun yang menderita penyakit malaria mencapai 25 orang.
“Mengetahui kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan RI melalui surat ke Dinas Kesehatan Merangin menyatakan Dusun Sungai Tebal Desa Dusun Tuo bertatus KLB penyakit Malaria. Pihak Dinas Kesehatan Merangin dan Puskesmas Pasar Masurai diminta bergerak cepat mengatasi kasus KLB malaria tersebut,”katanya.
Nilwan Yahya mengatakan, pihak Dinas Kesehatan Merangin dan Puskesmas Pasar Masurai sudah berhasil mengatasi kasus KLB malaria tersebut. Setelah bidan desa dan tim medis Puskesmas Pasar Masurai melakukan pengobatan terhadap para penderita malaria di Dusun Sungaitebal tersebut, seluruh penderita malaria di dusun itu pun sudah sembuh.
‘’Memasuki Februari ino tidak ada lagi warga Dusun Sungaitebal ini terjangkit penyakit malaria. Namun kami meminta minta bidan desa dusun tersebut terus menyisir daerah pedalaman perkebunan Sungaitebal untuk melihat masih adanya warga yang terserang malaria,’’katanya.
Nilwan Yahya juga meminta jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin meningkatkan penanganan malaria di Dusun Sungaitebal dan sekitarnya melalui fogging (penyemprotan). Fogging tersebut perlu dilakukan guna membunuh nyamuk malaria sampai ke jentik-jentiknya.
‘’Kami sangat berterima kasih kepada para medis kita yang cepat tanggap mengatasi KLB Malaria ini. Dengan demikian KLB malaria ini tidak sampai menyebar ke dusun-dusun lainnya di kawasan Kecamatan Lembah Masurai dan sekitarnya,’’jelasnya.
Terkait kelangkaan obat malaria yang sempat terjadi di Merangin, Nilwan Yahya mengatakan, hal itu memang benar. Kelangkaan obat malaria tersebut pun sempat membuat jajaran paramedic di Merangin, khususnya di Dusun Sungaitebal khawatir. Masalahnya obat malaria tidak ditemukan di toko-toko obat. Namun setelah dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, pasokan obat malaria ke Merangin pun langsung dilakukan.
Sementara itu, Bidan Ppuskesmas Pasar Masurai, Neti Puspitasari pada kesempatan tersebut mengatakan, puluhan warga Dusun Sungaitebal yang ‘terserang’ malaria tersebut berada di permukiman yang di kawasan perkebunan. Lokasi permukiman mereka membutuhkan waktu tempuh dari Pasar Sungaitebal hingga empat jam menggunakan sepeda motor.
‘’Namun kami telah menyalurkan kelambu dan obat-obatan secara gratis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin kepada para penderita malaria tersebut. Berdasarkan pantauan kami di lapangan dan pengobatan terhadap pasien, gejala malaria yang mereka alami, yakni mual, pusing sampai ada yang muntah-muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan baik di bidan maupun di Puskesmas, ternyata positif Malaria,’’jelasnya.
Hal senada juga disampaikan bidan Maryati. Dia mengaku mengaku sudah bertugas di Kecamatan Masurai selama 28 tahun sejak 1995. Biasanya warga yang terserang malaria biasanya di kawasan perkebunan.
“Sedangkan warga yang tinggal di Pasar Masurai hanya segelintir yang terjangkit malaria. Warga yangterserang malaria kebanyakan yang berdomisili di perkebunan kelapa sawit,’’katanya. (Matra/AdeSM).