Gubernur Sumut, H Edy Rahmayadi (menyerahkan bendera pataka kepada Ketua Umum IKABSU Kota Batam, Udin P Sihaloho pada pengukuhan IKABSU Kota Batam periode 2022-2027 di alun-alun Engku Putri, Kota Batam, Jumat (3/2/2023) malam. (Foto : Matra/KominfoSumut).

(Matra, Batam) – Status Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai pusat industri dan perdagangan ternyat tidak menjamin kota tersebut bebas dari kemiskinan. Hal tersebut tercermin dari masih banyaknya penduduk miskin di kota yang berhadapan langsung dengan Singapura tersebut. Saat in masih ada sekitar 5,19 % warga Kota Batam hidup dalam garis kemiskinan. Karena itu seluruh warga asal luar daerah yang hijrah dan bekerja di Kota Batam bisa turut berperan menanggulangi kemiskinan di kota tersebut.

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), H Edy Rahmayadi ketika mengukuhkan Pengurus Ikatan Keluarga Besar Sumut (IKABSU) Kota Batam periode 2022-2027 di alun-alun Engku Putri, Kota Batam, Jumat (3/2/2023) malam, meminta pengurus baru IKABSU Kota Batam turut membantu penanggulangan kemiskinan.

“IKABSU perlu bersinergi dengan pemerintah untuk mengentaskan masalah kemiskinan. Kehadiran Anda dan seluruh masyarakat Sumut di Batam ini penting memberikam solusi. Salah satunya itu masalah kemiskinan. Untuk itu keluarga Sumut di Batam harus bersinergi dengan pemerintah setempat mengatasi kemiskinan di kota ini,”ujarnya.

Menurut Edy Rahmayadi, Kota Batam merupakan daerah yang sangat strategis bila dipandang secara geografis. Kota tersebut memiliki potensi besar di bidang perekonomian, khususnya industri dan perdagangan. Karena itu kota ini butuh pemimpin yang cerdas dan benar-benar memahami Kota Batam.

“Saya 3,5 tahun jadi KOmandan Kodim (Dandim) di Kota Batam. Dari 38 provinsi yang saya jalani, ini kota ini yang sangat strategis. Saingannya itu Singapura dan Malaysia, bukan kota-kota Indonesia lagi. Jadi perlu pemimpin yang tepat,”tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi pada kesempatan tersebut mengatakan, angka kemiskinan di Batam masih cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Kota Batam masih memiliki penduduk miskin sekitar 82.590 orang (5,19%). Penghasilan penduduk miskin di Batam rata-rata Rp 783.730 per kapita/bulan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kota Batam tahun 2021 mencapai sebesar 4,75 %.

“Kita terus berpikir bagaimana mengubah ini (kemiskinan). Sekarang upaya kita adalah membuka semua akses jalan di Kota Batam yang akan menghubungkan kedua daerah. Kemudian membangun bandara international Hangnadim yang akan selesai 2025. Selain itu fasilitas transportasi umum menuju Batam Kota Baru 2029. Untuk itu, Kota Batam itu butuh dukungan semua pihak termasuk IKABSU,”katanya.

Sementara itu, Ketua Umum IKABSU Kota Batam yang baru dilantik, Udin P Sihaloho mengatakan, sekitar 20 % penduduk Kota Batam merupakan perantau dari Sumut. Dia berharap kepada pengurus yang baru untuk melayani masyarakat umum, bukan fokus mengurus anggota sendiri.

“Kita sebagai organisasi sosial, sepakat lebih melayani keluar, ketimbang ke dalam karena jumlah masyarakat perantau Sumut di Kota Batam sangat besar, sekitar 350.000 orang,”katanya.

Pengurus IKABSU Kota Batam yang dilantik, yakni Sekretaris Umum, Mulyadi Nasution dan Bendahara Umum Gabriel, Sianturi. Acara tersbeut turut dihadiri Wali Kota Sibolga, Jamaluddin Pohan, Wakil Ketua DPRD Kota Batam, Ahmad Surya dan organisasi perangkat dinas (OPD) setempat. (Matra/AdeSM/DiskominfoSumut).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *