Salah satu kerusakan jalan yang cukup berat di Desa Saranpadang, Kecamatan Doloksilau, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Ruas jalan berubah menjadi genangan air. Gambar diambil, Kamis (29/12/2022). (Foto : Matra/Radesman Saragih).

(Matra, Simalungun) – Kerusakan jalan yang selama ini terabaikan di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ternyata bukan hanya di daerah terpencil pesisir Danau Toba, Kecamatan Pamatang Silimahuta. Kerusakan jalan di sentra produksi pangan daerah pegunungan Simalungun juga banyak yang terabaikan selama ini.

Kerusakan jalan yang sangat berat di sentra pangan Simalungun tersebut antara lain terdapat di Kecamatan Doloksilau. Kerusakan jalan tersebut mencapai 15 kilometer (Km) mulai Desa Paribuan hingga Saranpadang. Kondisi kerusakan jalan pada ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Karo – Silimakuta (Simalungun) – Kabupaten Deliserdang tersebut sangat berat.

Pantauan medialintassumatera.net (Matra) ketika melewati jalan Paribuan – Saranpadang, Kamis (30/12/2022), sebagian besar aspal jalan sudah terkelupas. Lobang di jalan banyak yang menganga hingga selebar badan jalan dan kedalaman hingga 30 centimeter (Cm). Kondisi jalan rusak tersebut banyak tergenang air dan berlumpur, sehingga sulit dilintasi kendaraan.

Bahkan di kawasan perbukitan Paribuan – Saranpadang, kerusakan jalan mengancam keselamatan pengguna kendaraan. Jalan rusak berat di kawasan perbukitan Paribuan – Saranpadang rawan kecelakaan lalu lintas, terutama karena kondisi jalan rusak berlumpur dan licin.

Wandi (45), seorang pengemudi minibus Seribudolok (Simalungun) – Lubukpakam (Kabupaten Deliserdang) yag setiap hari melintasi ruas jalan Paribuan – Saranpadang Kamis (29/12/2022) mengatakan, kerusakan jalan Paribuan – Saranpadang merupakan kerusakan jalan terparah sepanjang jalur Seribudolok – Lubukpakam.

“Kerusakan jalan Paribuan – Saranpadang paling parah di sepanjang jalur Seribudolok – Lubukpakam. Sebagian besar jalan di Paribuan – Saranpadang berlubang, aspal terkelupas dan berubah menjadi kubangan. Kerusakan jalan ini tidak hanya menghambat laju kendaraan, tetapi juga rawan kecelakaan lalu lintas,”katanya.

Menurut Wandi, kerusakan jalan Paribuan – Saranpadang sudah lama tidak diperbaiki. Sementara mobilitas kendaraan penumpang dan truk pengangkut hasil-hasil pertanian pangan dan sayur-mayur yang melintasi ruas jalan tersebut cukup tinggi. Penambalan atau perbaikan darurat kerusakan jalan tersebut juga jarang dilakukan.

Bahkan, katanya, di tengah gencarnya program darurat perbaikan kerusakan jalan di Simalungun yang dicanangkan Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, yakni Marharoan Bolon (Gotong Royong), kerusakan jalan Paribuan – Saran Padang sama sekali tak tersentuh.

Sementara itu, Ramlan Ginting (35), seorang pemudik asal Jakarta yang melintasi jalan rusak Paribuan – Saranpadang dalam perjalanan Kabanjahe, Kabupaten Karo – Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Kamis (29/12/2022) memprihatinkan parahnya kerusakan jalan Paribuan – Saranpadang. Padahal ruas jalan tersebut merupakan jalur mudik Kota Medan – Lubukpakam – Sungaibuaya (Serdang Bedagai) – Seribudolok (Simalungun) – Kabanjahe (Karo).

“Jalur jalan ini menjadi jalur mudik alternatif yang banyak dilalui pemudik dari Medan – Lubukpakam – Seribudolok – Kabanjahe karena waktu tempuhnya lebih cepat dibanding Medan – Pematangsiantar – Seribudolok – Kabanjahe. Jalur Medan – Kabanjahe melalui Saranpadang ini bisa ditempuh selama tiga jam. Sedangkan jalur Kota Medan – Pematangsiantar – Kabanjahe bisa memakan waktu hingga lima jam,”ujarnya.

Secara terpisah, Tuah Purba (60), warga Paribuan mengatakan, kerusakan jalan di desa mereka membuat para petani terganggung megangkut hasil-hasil pertanian ke pasar Seribudolok, Kecamatan Silimakuta maupun ke Kabanjahe, Karo dan Medan. Truk – truk pengangkut hasil pertanian dari Paribuan ke kota pun sering terjebak di jalan rusak.

“Ruas jalan ini menjadi satu-satunya akses kami menuju pusat perdagangan di Kecamatan Silimakuta, ke Kabanjahe dan ke Medan. Karena itu kerusakan jalan ini perlu segera diperbaiki. Warga desa ini sudah sering melaporkan kerusakan jalan ini ke pemerintah setempat, tetapi sampai sekarang tidak ada tanggapan,”katanya.

Sementara itu pantauan medialintassumatera.net (Matra) di lapangan, wilayah Desa Paribuan – Saranpadang, Kecamatan Doloksilau termasuk sentra pangan dan hortikultura terbesar di Simalungun. Daerah tersebut memiliki areal tanam padi, jagung dan sayur-mayur yang sangat luas. Kedua desa tersebut juga termasuk penghasil nenas dan jeruk manis. Selain itu di Saranpadang juga terdapat satu pusat penampungan dan pengolahan jagung terbesar Simalungun. (Matra/AdeSM).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *