Kapolri Kapolri Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo, MSi (kanan) dan Menteri Agama, KH Yaqut Cholil Qoumas (dua dari kanan) memberikan keterangan pers mengenai pengamanan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 seusai Rakor Lintas Sektor Kementerian/Lembaga di Mabes Polri, Jumat (16/12/22). (Matra/HumasMabesPolri)

Densus 88 Antisipasi Aksi Terorisme

(Matra, Jambi) – Jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Polri menerjunkan sekitar 166.000 orang personil mengamankan perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Pengamanan Nataru dilaksanakan melalui Operasi Lilin 2022. Polri juga menerjunkan seluruh kekuatan Detasemen Khusus (Densus) 88 mengantisipasi aksi terorisme yang mencoba mengacaukan perayaan Nataru. Pengamanan Nataru yang dilakukan jajaran Polri difokuskan di rumah ibadah (gereja), gedung pertemuan, pusat keramaian, fasilitas vital negara, bandara, pelabuhan, terminal dan jalan lintas jalur mudik.

“Jajaran Polri akan mengerahkan 166.000 personel mengamankan Nataru . Personel sebanyak itu akan diturunkan melaksanakan kegiatan pengamanan dengan sandi Operasi Lilin 2022. Pengamanan tersebut akan mulai 22 Desember 2022 hingga 3 Januari 2023. Untuk itu,Polri akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh rangkaian kegiatan dan aktivitas masyarakat di sejak Natal hingga akhir tahun bisa berjalan dengan baik,”kata Kapolri Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo, MSi, pada konferensi pers seusai pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektor Kementerian/Lembaga dalam rangka persiapan pengamanan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 di Mabes Polri, Jumat (16/12/22).

Rakor tersebut yang berlangsung tertutup tersebut dihadiri Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas , Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono, Mentero Koordinator Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan pimpinan lembaga terkait lainnya.

Menurut Kapolri, pihaknya juga mendirikan pos pelayanan (pospam), pos pelayanan (posyan) dan pos pelayanan terpadu selama pengamanan Nataru. Petugas gabungan Polri, TNI dan instansi terkait disiagakan di setiap pospam dan posyan mengantisipasi situasi di akhir tahun, termasuk intensitas bencana alam yang diprediksi terjadi dan gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.

“Kesiagaan segenap pasukan pengamanan Nataru dilakukan untuk memastikan agar masyarakat betul-betul bisa merasa aman dan nyaman merayakan Nataru. Kami juga mendirikan posyan, pospam sampai dengan pos terpadu. Di seluruh pos disiagakan petugas Polri, TNI dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) bersama-sama bekerja di lapangan,”katanya.

Listyo Sigit Prabowo mengatakan, jajaran Polri juga bekerja sama dengan lintas sektoral kementerian atau lembaga, mempersiapkan infrastruktur jalan agar mudik akhir tahun bisa berjalan baik seperti pada hari raya Idul Fitri. Kepolisian bersama dengan stakeholder terkait akan bekerja keras dalam menciptakan serta mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang merayakan Nataru.

Dikatakan, berdasarkan informasi Kementerian Perhubungan RI, pada musim Nataru tahun ini sedikitnya 44 juta warga masyarakat Indonesia akan mudik. Tingginya mobilitas masyarakat selama Nataru tersebut tentuntya membutuhkan pengamanan yang serius dan ketat. Karena itu, Polri menerjunkan sedikitnya 166.000 orang personil mengamankan Nataru mulai 22 Desember2022 – 3 Januari 2023.

Selain itu juga Polri menerjunkan pasukan Densus 88 mengantisipasi aksi terorisme. Pengamanan Nataru, khususnya pengamanan lingkungan gereja pada ibadah perayaan Nataru juga akan dibantu Barisan Serga Guna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).

Tanpa Tenda

Sementara itu, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas seusai Rakor Pengamanan Nataru 2022 tersebut mengungkapkan, ibadah perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) di seluruh gereja dan gedung pertemuan tahun ini sudah bisa dilaksanakan secara tatap muka dengan jumlah hadirin 100 %. Namun pihak gereja tidak bisa membuat tenda di luar gedung gereja mengantisipasi kelebihan kapasitas gereja.

Dikatakan, kebebasan merayakan Nataru secara tatap muka dengan kapasitas hadirin 100 % tersebut sesuai instruksi Kementerian Dalam Negeri bahwa status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah masuk level 1. Artinya, ada kebebasan aktivitas masyarakat secara terukur.

“Untuk tempat ibadah, kami batasi maksimal 100 %. Artinya tidak boleh ada tempat ibadah yang melaksanakan ibadah Natal nanti membuat tenda-tenda di luar untuk peribadatan. Sebab sesuai aturan PPKM, tetap boleh 100 %, tapi tidak boleh lebih,”ujarnya.

Sementara itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan, tidak ada pembatasan perayaan Natal 2022 dan Tahun baru 2023, baik dari kegiatan ibadah maupun perayaan tahun baru 2023. Namun seluruh umat Kristen yang merayakan Nataru tetap mematuhi aturan-aturan pencegahan penularan Covid-19.

“Tahun ini tidak ada lagi pembatasan. Masyarakat tentu tetap diwajibkan mematuhi ketentuan-ketentuan dalam pencegahan dan penularan Covid-19,” ujarnya. (Matra/AdeSM/HumasMabesPolri/Kemenag).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *