(Matra, Jakarta) – Korban meninggal akibat gempa yang melanda Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat bertambah dari 268 jiwa, Selasa (22/11/2022) menjadi 271 jiwa. Empat orang korban meninggal akibat gempa Cianjur ditemukan dalam pencarian di reruntuhan bangunan dan tanah longsor, Rabu (23/11/2022). Sedikitnya 148 orang lagi warga Cianjur yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan dan tanah longsor akibat gempa masih terus dicari.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, SSos, MM melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, PhD di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Menurut Suharyanto, penambahan jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur tersebut diperoleh dari data puskesmas dan rumah sakit di seluruh Kabupaten Cianjur. Jumlah korban tersebut diperkirakan masih bertambah setelah dilakukan pencarian korban hingga Rabu (23/11/2022) sore.
“Kami akan mengumpulkan seluruh kepala desa di Kabupaten Cianjur, Kamis (24/11/2022) pagi untuk mengecek data korban meninggal akibat gempa yang dimakamkan di desa masing-masing. Kami akan minta data korban lengkap dengan identitas (bay name by address. Korban meninggal yang sudah terkonfirmasi sebanyak 271 orang sudah diketahui identitasnya,”ujarnya.
Namun, kata Suharyanto, korban tewas akibat gempa Cianjur yang ditemukan kemungkinan lebih banyak dari angka yang terdata 271 orang. Kemungkinan ada korban meninggal akibat gempa yang dimakamkan, namun identitasnya tidak terdata karena tidak dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
Dijelaskan, melihat masih banyaknya korban hilang akibat gempa Cianjur, pihak BNPB meminta pencarian korban hilang diprioritaskan. Baik pencarian di reruntuhan bangunan atau rumah maupun di daerah longsor akibat gempa. Jumlah korban hilang akibat gempa Cianjur yang berhasil didata BNPB hingga Rabu masih ada 40 orang.
Menurut Suharyanto, fokus kegiatan tanggap darurat gempa Cianjur yang dilaksanakan selama 3 kali 24 jam, yaitu pencarian dan penyelamatan warga terdampak. Kemudian peneanganan pengungsi dengan membentuk 14 titik (lokasi) pengungsian. Setiap lokasi pengungsian dilengkapi fasilitas dapur umum, tenaga medis dan logistik yang memadai.
“Sedangkan jumlah personil BNPB dan pihak terkait yang dikerahkan melakukan pencarian korban hilang sekitar 90 orang. Pencarian juga dilakukan menggunakan anjing pelacak. Pencarian hari ini, Rabu (23/11/2022) dilakukan di Sektor 1 Kampung Cugenang RT 02, Sektor 2 Kampung Rawa Cina Desa Nagrak, Sektor 3 Kampung Salakawung Desa Sarampat, Sektor 4 di Warung Sate Sinta,”lanjutnya.
Mengenai korban luka dan mengungsi, Suharyanto mengatakan, jumlah luka akibat gempa Cianjur terdata sekitar 2.043 jiwa dan korban gempa yang mengungsi sekitar menjadi 61.908 jiwa. Sedangkan kerusakan bangunan akibat gempa Cianjur, baik rumah maupun bangunan lainnya mencapai 56.320 unit. Bangunan rumah yang rusak mencapai 22.198 unit. Wilayah terdampak gempa Cianjur tersebar di 12 kecamatan.
Mengenai bantuan untuk korban gempa di Cianjur, Suharyanto mengatakan, bantuan kepada para pengungsi sudah mengalir dari berbagai instansi dan swasta. Bantuan bahan makanan, obat-obatan dan bantuan pakaian yang sudah tiba di posko-posko pengungsi korban bencana di Cianjur berasal dari Pemerintah Pusat, kementerian atau lembaga dan unsur swasta.
Terkait penanganan korban luka-luka, Suharyanto mengatakan, korban luka akibat gempa Cianjur banyak dirawat di rumah sakit darurat di tenda depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, RSUD Sukabumi dan RSUD Hasan Sadikin, Kota Bandung.
“RSUD Cianjur dan Rumah Sakit Sayang Cianjur juga sudah beroperasi dan ditambah tenda lapangan termasuk tambahan tenaga kesehatan. Sebagian korban dirujuk ke rumah sakit di luar Kabupaten Cianjur, 100 pasien telah dikirim ke RSUD Hasan Sadikin Kota Bandung,”katanya.
Suharyanto juga mengatakan, pemerintah akan membantu korban gempa untuk perbaikan rumah. Rumah korban gempa Cianjur akan dibangun kembali. Bantuan pembangunan rumah tersbeut sidah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika mengunjungi korban gempa di Cianjur, Selasa (22/11/2022).
“Sebelum rumah korban gempa diperbaiki atau dibangun kembali dan tinggal sementara di rumah keluarga atau kerabat, mereka akan diberikan dana tunggu hunian. Bantuan perbaikan rumah korban gempa yang rusak berat dialokasikan Rp 50 juta/unit, rusak sedang sebesar Rp 25 juta/unit dan rusak ringan Rp 10 juta/unit,”tambahnya. (Matra/AdeSM).