(Matra, Jakarta) – Gempa berkekuatan atau magnitude 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Senin (21/11/2022) siang menimbulkan banyak korban dan kerusakan bangunan. Berdasarkan informasi yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin malam sekitar pukul 21.00 WIB, total korban meninggal akibat gempa tersebut yang ditemukan mencapai 162 orang. Sementara sekitar 25 orang lagi dinyatakan masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, PhD dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (22/11/2022) pagi menjelaskan, jumlah korban meninggal yang sudah ditemukan akibat gempa di Cianjur sudah ada 162 orang. Jumlah korban meninggal itu diperkirakan masih bakal bertambah karena hingga Selasa (22/11/2022) masih ada 25 orang lagi korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Menurut Abdul Muhari, 62 orang korban meninggal akibat gempa di Cianjur tersebar di Desa Rancagoong, Kecamatan Cilau, Desa Limbagansari, Kecamatan Cianjur dan Kecamatan Cugenang. Sedangkan 25 orang yang dinyatakan tertimbun runtuhan bangunan terdapat di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Pencarian korban tertimbun tersbeut dilanjutkan Selasa.
“Korban luka-luka akibat gempa di Cianjur mencapai 79 orang dan warga yang mengungsi akibat rumah mereka runtuh dihantam gempa mencapai 5.389 orang. Warga yang mengungsi ditampung di posko-posko yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur dan BPBD Provinsi Jawa Barat,”katanya.
Abdul Muhari menjelaskan, gempa yang melanda Kabupaten Cianjur juga menimbulkan kerusakan infrastruktur atau bangunan. Gempa di daerah itu menimbulkan kerusakan rumah sekitar 2.272 unit. Gempa juga menyebabkan kerusakan satu unit pondok pesantren, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, empat unit gedung pemerintah, tiga unit sarana pendidikan dan satu unit sarana ibadah. Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur.
Dikatakan, kerusakan akibat gempa tidak hanya terjadi di Kabupaten Cianjur, tetapi juga di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi. Kerusakan rumah di Bogor akibat gempat sebanyak 46 unit, di Kabupaten Sukabumi (443 unit) dan Sukabumi (14 unit). Jumlah bangunan yang rusak akibat gempa di Cianjur, Bogor dan Sukabumi kemungkinan masih bertambah karena pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) daerah itu masih terus melakukan pendataan.
Dikatakan, para pengungsi korban gempa di Cianjur masih membutuhkan bantuan yang sangat mendesak. Di antaranya bantuan bahan makanan, air bersih, obat-obatan, 20 unit tenda, alat berat untuk evakuasi, 10 unit penerangan, 100 unit velbed dan bahan bakar minyak (BBM). Warga Cianjur juga masih tetap diharapkan siaga karena gempa susulan masih dirasakan di lapangan meski dengan kekuatan lebih kecil dari gempa sebelumnya.
“BNPB juga mengimbau warga di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya untuk mengungsi apabila dirasa rumahnya masih belum aman dari bahaya gempa bumi. Warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi gempa susulan. Warga juga diminta untuk mengikuti dan mendapatka informasi dari kanal resmi BNPB, BMKG, BPBD dan pemerintah daerah setempat,”katanya.
Menurut Abdul Muhari, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, SSos, MM dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati beserta jajaran meninjau lokasi dan korban gempa di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, gempa berkekuatan (magnitude) 5,6 yang mengguncang Kkabupaten Cianjur Senin (21/11/2022) sekitar 13.21 berpusat di 10 kilometer (Km) arah barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kedalaman gempa mencapai 10 Km.
Titik gempa berada di 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur. Namun gempa tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa Cianjur terasa kuat juga hingga wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Selain di Jakarta, gempa turut dirasakan di Sukabumi, Bogor, Bandung hingga Depok.
Dwikorita Karnawati juga mengingatkan agar warga di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya tetap waspada mengantisipasi gempa susulan yang masih berpotensi terjadi.
Dikatakan, gempa yang berpusat di Cianjur diduga disebabkan pergerakan Sesar Cimandiri. Gempa tersebut berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur. Gempa itu terjadi akibat patahan geser.
“Gempa di Cianjur merupakan gempa yang diakibatkan patahan geser dengan magnitudo 5,6,” katanya.
Menurut Dwikorita Karnawati, warga masyarakat senantiasa diminta waspada gempa, khususnya di wilayah rawan gempa seperti Cianjur dan daerah sekitarnya. Untuk menyelamatkan diri dari gempa, warga perlu mengetahui beberapa prosedur menyelamatkan diri dari gempa bumi.
Dikatakan, prosedur atau tahapan yang perlu diperhatikan untuk menyelamatkan diri dari gempa, terutama warga yang berada di dalam ruangan, antara lain harus bersembunyi di bawah meja saat guncangan gempa terjadi. Jika guncangan gempa berhenti, harus segera keluar dari gedung. Gedung harus dikosongkan terlebih dahulu dan menunggu di luar gedung menunggu perkembangan selanjutnya. (Matra/AdeSM/BNPB/BMKG).