Gubernur Jambi, H Al Haris (dua dari kanan) didampingi Bupati Tanjungjabung Barat, H Anwar Sadat (kanan) panen raya cabai merah keriting di Desa Lubuk Terentang, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjabbar, Provinsi Jambi, Selasa (22/11/2022). (Foto : Matra/KominfoJambi).

(Matra, Jambi) – Para petani di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), Provinsi Jambi diminta menghentikan alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan menjadi areal perkebunan kelapa sawit. Lahan pertanian tanaman pangan di daerah tersebut perlu dipertahankan guna mendukung budi daya cabai merah keriting yang kini mulai berhasil dilakukan petani setempat.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Tanjabbar, H Anwar Sadat pada panen cabai merah keriting di Karya Desa Lubuk Terentang, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjabbar, Provinsi Jambi, Selasa (22/11/2022). Turut hadir pada kesempatan tersebut, Gubernur Jambi, H Al Haris dan Ketua DPRD Kabupaten Tanjabbar, H Abdullah.

Menurut Anwar Sadat, Pemkab Tanjabbar terus meningkatkan luas tanam dan produksi tanaman pangan, termasuk cabai merah keriting. Peningkatan produksi cabai merah keriting dinilai penting mengatasi kelangkaan dan lonjakan harga cabai merah keriting di tengah tingginya inflasi di Jambi saat ini.

“Untuk mendukung peningkatan luas tanam dan produksi cabai merah keriting tersebut, lahan pangan di daerah ini jangan lagi ada yang dialih-fungsikan menjadi kebun sawit. Agroklimat atau iklim pertanian wilayah Tanjabbar cocok untuk pengembangan komoditas cabai merah. Karena itu para petani kami minta tetap mempertahankan lahan pangan yang ada,”katanya.

Dijelaskan, luas areal tanaman cabai merah keriting di Tanjabbar hingga kini hanya sekitar 100 hektare (ha) dengan produksi sekitar 105 ton/tahun. Karena itu luas tanam dan produksi cabai merah di daerah itu masih perlu ditingkatkan. Lahan pangan yang tersedia di Tanjabbar sangat cocok pengembangan budidaya tanaman cabai merah.

Anwar Sadat mengatakan, alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Tanjabbar masih terus terjadi sejak terjadinya booming (ledakan) pembangunan kebun sawit di Provinsi Jambi puluhan tahun terakhir. Kondisi demikian membuat lahan pertanian pangan semakin berkurang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tanjabbar, luas lahan pertanian padi sawah di Tanjabbar berkurang dari sekitar 11.000 ha tahun 2015 menjadi 7.841 ha satu tahun nterakhir.

Gubernur Jambi, H Al Haris (kiri depan) memberikan bantuan sarana produksi pertanian kepada petani pada panen raya cabai merah keriting di Desa Lubuk Terentang, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjabbar, Provinsi Jambi, Selasa (22/11/2022). (Foto : Matra/KominfoJambi).

Komitmen Petani 

Sementara itu, Gubernur Jambi, H Al Haris pada panen raya cabai merah keriting di Betara, Tanjabbar, Selasa (22/11/2022) mengapresiasi komitmen para petani di daerah itu mengembangkan tanaman cabai merah keriting. Salah satu bukti komitmen tersebut, yakni terjaganya intensitas budi daya cabai merah keriting di Kecamatan Betara.

Dijelasan, budi daya komoditas cabai merah keriting di Kecamatan Betara dikembangkan Kelompok Tani (KT) Bangun Karya Desa Lubuk Terentang yang memiliki anggota 120 orang. Luas tanaman cabai merah keriting yang dikembangkan petani mencapai 10 ha. Para petani berhasil mengembangkan tanaman cabai merah keriting melalui dukungan bantuan intensifikasi budi daya cabai merah.

Menurut Al Haris, bantuan tersebut dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) Provinsi Jambi 2022, khusus untuk mengamankan produksi cabai yang sedang diusahakan oleh petani. Bantuan berupa pengadaan pupuk dan obat-obatan untuk meningkatkan produktivitas. Bantuan diberikan mendukung Gerakan Pengendalian (Gerdal) pertanaman cabai dari serangan hama penyakit dan kegagalan panen.

Al Haris mengatakan, bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi, produktivitas dan kontinuitas ketersediaan pasokan cabai merah di Provinsi Jambi.

“Kita terus berupaya memberikan kontribusi maksimal dan kinerja terbaik sesuai peran dan tugas pokok dan fungsi, untuk membangun dan mendukung keberhasilan pertanian di Provinsi Jambi, khususnya sektor tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai), maupun hortikultura (cabai dan bawang merah),”katanya.
Momentum

Al Haris lebih lanjut mengatakan, panen raya cabai merah di Kecamatan Betara tersebut merupakan salah satu momentum peningkatan pembangunan pertanian di Provinsi Jambi. Panen raya cabai merah keriting tersebut sangat mendukung peningkatan produksi cabai merah keriting di Provinsi Jambi.

“Selain itu, panen cabai merah keriting ini juga memotivasi para petani tetap komitmen mengembangkan tanaman pangan dan memberikan manfaat terhadap peningkatan kinerja sektor pertanian secara umum. Peningkatan produksi panen cabai merah ini juga tentunya mendukung peningkatan pendapatan para petani,”katanya.

Al Haris juga memberikan apresiasi kepada kelompok tani di Betara yang tetap menanam cabai di tengah kenaikan bahan bakar minyak, kenaikan harga pupuk dan sarana produksi lainnya serta tingginya risiko iklim yang menyebabkan serangan hama penyakit terhadap tanaman cabai.

Dikatakan, pencapaian terhadap kebijakan pembangunan di subsektor hortikultura akan terus berhadapan dengan kompleksitas permasalahan dan tantangan. Di antaranya tantangan stabilitas produksi, peningkatan produktivitas, kehilangan hasil yang tinggi.

Kondisi tersebut, tambahnya, berpengaruh terhadap fluktuatif harga komoditas pertanian, khususnya hortikultura yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap ekonomi mesyarakat pada umumnya.

“Karena itu Pemprov Jambi tetap berkomitmen menjalankan program dan kegiatan yang dapat berdampak langsung kepada petani. Penyaluran bantuan pemerintah menjadi ujung tombak mempercepat pertumbuhan ekonomi, karena dapat menggerakkan roda perekonomian petani,”tuturnya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *