Presiden Joko Widodo (tengah) secara resmi menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022 yang digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Selasa – Rabu (15-16/11/2022. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).

(Matra, Bali) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) The Group Twenty (G20) yang dihadiri 17 pemimpin dunia dan sekitar 400 delegasi dari 20 negara di dunia berakhir. KTT G20 ditutup secara resmi oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022). KTT G20 yang berlangsung selama dua hari, Selasa – Rabu (15 – 16/11/2022) menghasilkan Deklarasi Pemimpin Dunia di Bali (Bali Leaders Declaration). Deklarasi yang berisi 52 paragraf tersebut disepakati secara konsensus, tanpa perdebatan sengit.

Presiden Jokowi pada jumpa pers mengenai hasil-hasil KTT G20 di media center Bali International Convention Center, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022) malam mengungkapkan, salah satu konsenus KTT G20, yakni adanya kesepakatan memberikan bantuan transisi energi (pengalihan sumber energi fosil atau minyak bumi ke energi berkelanjutan) untuk Indonesia melalui Just Energy Transition Programme. Kesepakatan mengenai pemberian bantuan kepada Indonesia dan negara-negara berkembang pada Bali Leaders Declaration tersebut merupakan program konkret KTT G20.

Dikatakan, jumlah bantuan transisi energi yang diberikan untuk Indonesia mencapai 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 312 triliun (kurs November 2022). Selain itu, Bali Leaders Declaration juga menyepakati pengalokasian bantuan penanganan pandemi (Pandemic Fund) sekitar 1,5 miliar dolar AS dan operasionalisasi resilience sustainability trust (kepercayaan mengenai komitmen keberlanjutan) sekitar 81,6 miliar dolar AS.

“Bantuan tersebut dikelola di bawah naungan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF),”ujarnya.

Menurut Presiden Jokowi, Deklarasi G20 Bali juga menghasilkan komitmen bersama melindungi setidaknya 30 % dari daratan dunia dan 30 % lautan dunia di tahun 2030. Komitmen tersebut sangat bagus dalam rangka melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 % tahun 2040 secara sukarela.

“Saya kira hasil yang konkret itu, meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil yang lainnya,” tandasnya.

Presiden Joko Widodo (tengah) memberikan keterangan pers tentang hasil KTT G20 Bali di media center Bali International Convention Center, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022) malam. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr).

Perang Ukraina

Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani pada jumpa pers tersebut mengatakan, Deklarasi G20 Bali juga menyepakati masalah penyelesaian perang Rusia – Ukraina. Pembahasan mengenai perang Rusia – Ukrania merupakan hal yang paling alot dan sangat diperdebatkan pada KTT G20 tersebut.

“Diskusi mengenai penyelesai perang Rusia – Ukraina ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi yaitu condemnation (pemberian sanksi) perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah,”ujar Presiden Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, perang di Ukraina telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rampuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial. Oleh karena itu, G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global.

Dikatakan, semua pemimpin dunia yang mengikuti KTT G20 sepakat bahwa perang Rusia – Ukraina telah membuat potensi krisis finansial, pangan, energi dan menghambat proses pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Karena itu seluruh pemimpin negara G20 merasa perlu memberikan perhatian pada penyelesaian perang Rusia – Ukrania tersebut.

“Hasil Bali Leaders Declaration yang berkaitan dengan satu paragraf tersebut (perang Rusia – Ukrania) menyepakati perang yang sudah terjadi berbulan-bulan tersebut dihentikan, termasuk tindakan yang melanggar integritas wilayah,”ujarnya.

Presiden Jokowi mengatakan, puncak KTT Presidensi G20 Indonesia di Bali terdapat 17 kepala negara yang terkonfirmasi hadir. Sedangkan sisanya, yakni tiga negara berhalangan hadir dalam puncak Presidensi G20 Indonesia dan hanya diwakili para menterinya. Tiga negara yang kepala negaranya diwakili oleh menteri atau pejabatnya, yakni Meksiko, Brazil dan Rusia. Ketiga memiliki sejumlah isu yang membuat kepala negara tidak bisa hadir mengikuti puncak G20.

Sedangkan negara yang kepala negaranya hadir, yakni Afrika Selatan (Afsel), Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, Argentina, Australia, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan (Korsel), Prancis, China, Turki dan Uni Eropa (UE).

Presiden Joko Widodo (kanan depan) menyerahkan tampuk Presidensi G20 India 2023 kepada PM India, Narendra Modi (kiri depan) pada sesi penutup KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).

G20 India 2023

Sementara itu, Presiden Jokowi menyerahkan Presidensi (Kepemimpinan) G20 kepada PM India, Narendra Modi pada sesi penutup KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022). Penyerahan Presidensi g20 kepada PM India dilakukan menyusul kepsepakatan pelaksanaan G20 di India tahun 2023.

Melalui penyerahan Presidensi G20 tersebut, amanah untuk menjaga dan mewujudkan pemulihan global serta pertumbuhan yang kuat dan inklusif selanjutnya berada di tangan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi.

“Saya juga ingin menyampaikan selamat kepada India yang akan melanjutkan kepemimpinan presiden G20 berikutnya. Saya yakin, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, G20 akan terus bergerak,” imbuhnya.

Sebagai sahabat India dan sebagai bagian dari troika, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia siap untuk mendukung kesuksesan presidensi G20 India tahun depan. Presiden juga meminta kepada semua pimpinan G20 yang hadir untuk mendukung India tahun depan.

“Menandai berakhirnya presidensi Indonesia di G20, secara resmi saya menyerah-terimakan tampuk kepemimpinan kepada India selaku presidensi G20 berikutnya,”tandasnya.

Sementara itu, PM India, Narendra Modi dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi yang telah memberikan kepemimpinan yang efisien pada G20, terelibih di masa-masa sulit belakangan ini. PM Narendra Modi juga mengucapkan selamat kepada seluruh negara G20 yang telah mengadopsi Deklarasi G20 Bali.

“India akan berusaha untuk memajukan prakarsa terpuji Indonesia selama presidensi G20. Merupakan kebetulan yang sangat menguntungkan bagi India bahwa kami memikul tanggung jawab presidensi G20 di pulau suci Bali ini. India dan Bali memiliki hubungan yang telah lama,”ujar PM Narendra Modi.

Menurut PM Narendra Modi, India mengambil alih G20 pada saat dunia secara bersamaan bergulat dengan ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi, kenaikan harga pangan dan energi, efek buruk jangka panjang dari pandemi. Pada saat seperti itu, dunia memandang G20 dengan harapan.

“Hari ini, saya ingin memastikan bahwa presidensi G20 India akan inklusif, ambisius, tegas dan berorientasi pada tindakan. Selama satu tahun ke depan, kami akan berusaha untuk memastikan bahwa G20 bertindak sebagai penggerak utama global untuk membayangkan ide-ide baru dan mempercepat aksi kolektif,”katanya.

Penutupan G20

Sementara itu, pada penutupan KTT G20 Bali di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Presiden Jokowi mengatakan, sebagai Presidensi (Tuan Rumah) G20 Bali 2022, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan di tengah berbagai tantangan baru yang muncul. Presiden Jokowi bersyukur bahwa G20 Indonesia telah menghasilkan sebuah dokumen berupa Deklarasi Para Pemimpin G20 Bali.

“Merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk memimpin G20 selama satu tahun terakhir ini. Presidensi kami dimulai dengan harapan untuk menyatukan niat bersama dalam mewujudkan pemulihan dunia yang inklusif dari pandemi,”ujarnya.

Presiden Jokowi bersyukur, KTT G20 dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders Declaration. Deklarasi ini merupakan deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022. Jokowi menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua yang hadir yang telah memberikan fleksibilitasnya sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan.

“Saya juga ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh working groups (kelompok kerja) dan engagement groups (kelompok terkait) atas dedikasi, sumbangan pemikiran dan kontribusinya bagi presidensi G20 Indonesia,”tambahnya.

Selain deklarasi, presidensi Indonesia juga menghasilkan concrete deliverables (rekomendasi konkrit) yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan. Proyek kerja sama inilah yang akan membantu membumikan kerja G20 lebih dekat dengan rakyat. Rekomendasi ini memastikan G20 bermanfaat tidak saja untuk anggotanya, namun juga bagi dunia dan utamanya negara-negara berkembang.

“Mari kita tingkatkan kerja sama ini, mari kita recover together, recover stronger (pulih bersama, pulih perkasa),” ucapnya. (Matra/AdeSM/BPMISetpres/InfoPublik).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *