(Matra, Bali) – Sebanyak 17 kepala negara dan lembaga internasional yang mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) The Group Twenty (G20) di Provinsi Bali, Selasa – Rabu (15 – 16/11/2022) membulatkan tekad nelestarikan lingkungan hidup dunia demi keselamatan manusia. Selain itu penghargaan terhadap budaya dan kearifan lokal setiap negara di dunia juga mendapatkan perhatian khusus pada KTT G20 tersebut.
Salah satu wujud kebulatan tekad para pemimpin dunia dan lembaga internasional melestarikan lingkungan pada KTT G20 di Bali, yakni melakukan penananam pohon penghijauan. Penanaman pohon penghijauan itu dilakukan para pemimpin dunia peserta KTT G20 ketika berkunjung ke Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Rabu (16/11/2022).
Pohon penghijauan yang ditanam tersebut, yakni mangrove (bakau). Pada kesempatan itu para pemimpin duna dan delegasi KTT G20 juga berkeliling melihat langsung berbagai spesies mangrove yang Tahura Ngurah Rai, Bali. Setelah melakukan penanaman mangrove tersebut, Presiden Jokowi dan para pemimpin berbagai negara peserta KTT G20 melanjutkan peninjauan rumah perkecambahan (pembibitan) serta melihat warga lokal yang sedang melakukan penanaman dan pengisian media tanam.
Para pemimpin dunia yang hadir pada kunjungan ke Tahura Ngurah Rai, Bali tersebut, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Perdana Menteri India, Narendra Modi, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. Hadir juga sejumlah pemimpin organisasi internasional, yakni Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva.
Kunjungan para pemimpin dunia dan organisasi internasional ke Tahura Ngurah Rai, Bali itu turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali, I Wayan Koster.
Tahura Percontohan
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pada kesmepatan tersebut mengatakan, kunjungan dan penanaman mangrove di Tahura Ngurah Rai, Bali merupakan wujud konkret yang dilakukan Indonesia terhadap perubahan iklim. Melalui kunjungan ke Tahura Ngurah Rai itu, negara-negara G20 diajak ikut serta membangun ekonomi hijau yang inklusif.
“Kegiatan ini merupakan wujud konkret perhatian Indonesia menghadapi perubahan iklim. Karena itu, tadi saya sampaikan, Indonesia mengajak negara anggota G20 untuk berkolaborasi, bekerja sama dalam sebuah aksi nyata untuk pembangunan hijau, pembangunan ekonomi hijau yang inklusif,”ujarnya.
Menurut Presiden Jokowi, Tahura Ngurah Rai merupakan sebuah contoh kesuksesan restorasi ekosistem mangrove yang dilakukan pemerintah Indonesia. Kawasan seluas 1.300 hektare (Ha) tersebut sebelumnya merupakan area tambak ikan yang terabrasi, namun kini sudah berhasil berubah menjadi rumah bagi 33 spesies mangrove dan 300 fauna.
“Sebagai negara pemilik hutan mangrove yang terluas di dunia yaitu 3,3 juta Ha hutan mangrove kita, Indonesia ingin berkontribusi kepada perubahan iklim, terhadap perubahan iklim,”ungkapnya.
Presiden Jokowi lebih lanjut mengatakan, selain menjadi rumah bagi kekayaan keanekaragaman hayati, Tahura Ngurah Rai, Bali juga menampung sejumlah situs penting agama dan budaya. Selain itu, terdapat juga sebuah konservasi air yang disebut Beji. Indonesia sendiri memiliki kawasan mangrove terbesar di dunia, yaitu sekitar 3,36 juta ha dengan 157 spesies mangrove di seluruh negeri. Kawasan mangrove di Indonesia merupakan 23 % dari total luas mangrove dunia.
Dikatakan, para pemimpin negara-negara G20 pun mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam transisi energi hijau dan mengatasi perubahan iklim. Indonesia akan menambah hutan mangrove serupa di 33 lokasi tahun 2023 mendatang.
“Saya kira itu yang menginspirasi para pemimpin hal-hal yang konkret yang dilakukan baik dalam transisi energi hijau maupun dalam ekonomi hijau terhadap perubahan iklim,”tambahnya.
Kearifan Lokal
Secara terpisah, di sela-sela berbagai agenda KTT G20, Ibu Negara, Iriana Jokowi juga berupaya membangkitkan tekad bulat dunia mengenai kepedulian terhadap budaya dan kearifan lokal masyarakat di dunia. Hal itu dilakukan melalui pertemuan dengan para pendamping KTT G20 dan melihat langsung kearifan lokal yang dipamerkan selama KTT G20.
Pada pertemuan dengan dengan para pendamping pemimpin negara-negara G20 dan lembaga internasional di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Selasa (15/11/2022), Iriana Jokowi mengatakan, pertemuan tersebut merupakan rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Melalui pertemuan tersebut, para pendamping KTT G20 diajak melihat dan ikut merasakan sejumlah kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Mulai dari hasil kerajinan hingga hidangan khas Indonesia. Ibu Negara juga turut menjelaskan salah satu alat musik tradisional yang ditampilkan untuk menyambut kedatangan para pendamping di tempat acara.
“Alat yang bernama gamelan ini alat yang terbuat dari bambu yang ramah lingkungan. Alunan harmoni suara ini dapat membawa kita seolah menyatu dengan alam dan menghasilkan harmoni. Harmoni ini adalah kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun dan toleran di tengah perbedaan,”jelasnya kepada para pendamping KTT G20.
Iriana Jokowi berharap para pendamping KTT G20 dapat menikmati waktu dengan baik selama berada di Bali sehingga dapat memperpanjang waktu kunjungannya di Indonesia.
“Saya yakin Bapak, Ibu akan jatuh cinta dengan Indonesia, dengan Bali,”ucapnya.
Setelah pertemuan tersebut, Ibu Negara mengajak para pendamping KTT G20 melihat beragam aktivitas berbasis budaya dari sejumlah daerah di Tanah Air yang digelar di halaman belakang Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. Di antaranya adalah Mama Noken, musik gamelan, musik Rindik Bali, musik Gondang Batak, tarian Merak, tarian Tor-tor, hingga anak-anak yang sedang melakukan permainan ular tangga. Selain itu, para pendamping juga diajak melihat pameran produk anyaman dan sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah di Indonesia.
Para pendamping KTT G20 yang mengikuti pertemuan dan peninjauan kearifan lolak tersebut, pendamping (isteri) Presiden Spanyol, Madam Maria Begona Gomez Fernandez, pendamping Presiden Turki, Madam (Nyonya) Emine Erdogan, pendamping Perdana Menteri Jepang, Madam Yuko Kishida, pendamping Presiden Komisi Eropa, Heiko von der Leyen, pendamping Presiden Republik Korea, Madam Kim Keon-hee dan pendamping Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Madam Peng Liyuan.
Turut hadir pada kesmepatan itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Herliani Tanoesoedibjo dan Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Luar Negeri Kementerian Luar Negeri, Siti Nugraha Mauludiah.
Di sela-sela kegiatan KTT G20 di Bali, Ibu Negara, Iriana Jokowi juga mengadakan pertemuan dengan Ibu Negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Peng Liyuan di Hotel The Apurva Kempinski, Bali, Rabu (16/11/2022). Pada pertemuan tersebut, kedua ibu negara bertukar cendera mata berupa alat musik tradisional masing-masing negara.
Iriana Jokowi memberikan alat musik Sasando yang berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada Peng Liyuan. Sedangkan Peng Liyuan memberikan cendera mata kepada Iriana Jokowi berupa (ruan) yang merupakan alat musik petik tradisional dari Tiongkok. Pada kesempatan itu, Iriana Jokowi juga mengajak Peng Liyuan melihat sejumlah kerajinan tangan khas Bali, mulai dari kain tenun endek, kerajinan emas dan perak, hingga patung pahat kayu. (Matra/AdeSM/BPMISetpres).