Tim Penilai UNESCO Global Geopark, Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza (dua dan tiga dari kiri) mengamati proses pengeringan kopi secara tradisional di sentra produksi kopi petani, Desa Simpang Talang Tembago, Kecamatan Jangkat Timur, Merangin, Jambi, Senin (10/10/2022). (Foto : Matra/KominfoMerangin).

(Matra, Jambi) – Udara benar-benar terasa dingin dan terasa menusuk hingga sum-sum tulang ketika berada di kawasan Danau Pauh, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi, pagi itu. Namun semua rasa dingin itu seperti terpupus seketika di kala bibir yang bergetar menyeruput kopi hangat. Minum secangkir kopi hangat, sedikit kudapan sarapan pagi sembari memandang panorama indah Danau Pauh di pagi yang dingin, badan pun terasa bugar dan rasa penat sirna seketika.

Itulah yang dirasakan Tim Evaluator (Penilai) Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya Dunia (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) Global Geopark dan rombongan Wakil Bupati Merangin, H Nilam Yahya ketika berada di home stay (penginapan) Danau Pauh, Jangkat, Senin (10/10/2022).

Suasana pagi cerah dibarengi ngopi pagi tersebut tak pelak menjadi salah satu suguhan memikat dan tak dinyana sebelumnya oleh dua orang Tim Penilai UGG (UNESCO Global Geopark), Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza.

Kedua Tim Penilai UGG yang berkunjung ke Jangkat untuk menilai dan melihat langsung kekayaan fosil zaman purba, seni budaya dan kesiapan sarana dan prasarana Geopark Merangin merasakan betapa nikmatnya kopi Jangkat dan panorama Danau Pauh.

Dui sela-sela penjelajahan kawasan Geopark Merangin untuk melihat fosil-fosil zaman purba dan budaya masyarakat sekitar, ternyata kedua Tim Penilai, Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza secarw mengejutkan mendapatkan suguhan kuliner local dan indahnya panorama alam, Danau Pauh, Kecamatan Jangkat.

Ketua Tim Penilai UGG, Mr Babis C Fasoula pada kesempatan tersebut pun mengungkapkan rasa nikmatnya menyeruput kopi khas Jangkat dan indahnya panorama Danau Pauh. Mr Babis C Fasoula mengaku tak menyakpa menemukan kuliner rasa khas tradisi lokal Jangkat dan panorama alam Jangkat yang memikat.

“Kami tertarik dengan rasa nikmatnya kopi produksi petani Jangkat yang diolah secara tradisional dengan peralatan manual. ’Rasa kopi yang dikelola secara tradisional ini jelas beda dengan kopi yang dikelola secara modern. Kopi ini nikmat sekali,’’ujar Ketua Tim Penilai UGG, Mr Babis C Fasoula.

Seusai menyeruput kopi Jangkat dan sarapan pagi, Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza yang didampingi Wakil Bupati Merangin, H Nilwan Yahya menyaksikan langsung pengolahan kopi secara tradisional yang dilakukan ibu-ibu di Desa Simpang Talang Tembago, Kecamatan Jangkat Timur.

Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza secara cermat memperhatikan proses pengolahan kopi secara tradisional mulai dari penjemuran buah kopi, pengupasan kulit kopi, mensangrai (menggongseng) hingga penggilingan kopi menggunakan batu yang diputar dengan tangan.

“Wah, luar biasa keterampilan dan ketelatenan ibu-ibu mengolah kopi secara tradisional di sini. Peralatannya cukup sederhana. Prosesnya pun tidak terlalu rumit. Suatu tradisi usaha pertanian yang perlu dilestarikan dan bisa menjadi daya tarik wisatawan,”kata Mr Babis C Fasoula.

Setelah menyeruput kopi buatan emak-emak Jangkat tersebut, Mr Babis C Fasoula berkomentar, bahwa kopi yang diolah secara tradisional di Jangkat terasa lebih nikmat dengan kopi yang diolah secara modern menggunakan teknologi mesin.

Tim Penilai UGG juga meninjau usaha pengolahan kopi petani Jangkat, yakni Rumah Kopi Bundes di Desa Rantau Kermas. Selanjutnya Tim Penilai UGG meninjau rumah produksi kopi di Desa Simpang Talang Tembago. Kopi di Desa Simpang Talang Tembago itu diolah ibu-ibu setempat secara tradisional.

Sementara itu, Wakil Bupati Merangin, Nilwan Yahya pada kesempatan tersebut mengatakan, komoditas perkebunan kopi menjadi salah satu andalan petani Jangkat. Sebagian besar petani di Jangkat memiliki kebun kopi. Jenis kopi yang dikembangkan petani di Jangkat, yakni kopi Robusta (Coffea canephora). Kebun kopi di Jangkat dikelola para petani yang tergabung dalam 10 kelompok tani.

Dikatakan, luas pekebunan kopi di Jangkat mencapai saat ini sekitar 1.700 hektare (ha). Tanaman kopi yang sudha menghasilkan sekitar 1.003 ha, tanaman belum menghasilkan sekitar 680 ha dan tanaman kopi berusia tua sekitar 17 ha. Produksi kopi Jangkat mencapai 75 ton/ha/tahun.

Petani Jangkat sudah memproduksi dan memasarkan kopi robusta secara professional dengan merk atau label Kopi Robusta LM JANGKAT. Pemasaran tidak hanya di Sumatera, tetapi sudah merambah ke seluruh daerah di Nusantara hingga Papua maupun ke luar negeri. Produksi kopi Jangkat tersebut juga sudah pernah juga dipamerkan pada pameran produk pertanian dan perkebunan nasional di Jakarta medio Juli 2022.

“Jadi walaupun [engolahan kopi Jangkat dilakukan secara tradisional, namun pengemasan dan pemasarannya dilakukan secara professional. Pemasaran produksi kopi Jangkat juga dilakukan memanfaatkan aplikasi digital (online),”katanya.

Tim Penilai Unesco Global Geopark, Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza (empat dan tiga dari kanan) menikmati pesona Danau Pauh ketika berkunjung ke kawasan Geopark Merangin, Kecamatan Jangkat, Merangin, Jambi, Senin (10/10/2022). (Foto : Matra/KominfoMerangin).

Pesona Danau Pauh

Sementara itu, ketika berkunjung ke Danau Pauh, Tim Evaluator UGG benar-benar terpesona panorama dan keasrian Danau Pauh. Danau Pauh yang dikeliling hutan lebat dan air yang jernih menjadi salah satu daya tarik wisata berkelas di Kabupaten Merangin. Danau Pauh yang memiliki luas sekitar 30 ha, kedalaman sekitar 20 meter dan berada pada ketinggian sekitar 1.200 meter dari atas permukaan laut (dpl) memiliki udara yang dingin tetapi terasa segar.

Pada kesempatan tersebut, Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza juga menyempatkan diri menimatiu Danau Pauh dengan mengelilingi danau di kawasan pegunungan tersebut menggunakan perahu mesin (speedboat). Dari kawasan Danau Pauh, kedua Tim Penilai UGG tersebut menikmati indahnya pemandangan tiga gunung, yakni Gunung Masurai, Gunung Hulu Nilo dan Gunung Sumbing yang ketiga puncaknya tampak jelas.

“Sungguh luar biasa kekayaan wisata di Jangkat ini. Pemandangannya indah, hutan masih tampak hijau. Danau Pauh ini sendiri memiliki pesona tersendiri bagi wisatawan. Airnya jernih. Dari danau ini juga tampa panorama indah puncak tiga gunung,”kata Mt Babis C Fasoula.

Menurut Wakil Bupati Merangin, Nilwan Yahya, ketiga gunung yang tampak dari Danau Pauh tersebut termasuk gunung purba di jajaran pegunungan Bukit Barisan Sumatera yang pernah aktif sebelum masehi.

Listrik Desa

Mr Babis C Fasoula dan Mr Alireza juga cukup salut dengan usaha pemerintah setempat meningkatkan pembangunan listrik desa. Kehadiran listrik desa dinilai sangat penting meningkatkan kualitas hidup warga desa, khususnya meningkatkan pengetahuan dan usaha ekonomi rakyat.

Ketersediaan jaringan listrik desa, kata Mr Babis C Fasoula membuat warga desa bisa menambah pengetahuan melalui media elektronik (TV, radio dan internet). Listrik desa juga sangat penting untuk memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak sekolah belajar di malam hari. Kemudian listrik juga penting bagi pengembangan usaha pelayanan kesehatan dan usaha ekonomi rakyat, termasuk pengolahan kopi.

Salah satu usaha pembangunan listrik desa di Kecamatan Jangkat, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). PLTMH yang dikelola oleh desa itu mampu memenuhi kebutuhan listrik warga Desa Rantau Kermas. Listrik di desa itu menyala selama 24 jam setiap harinya. Untuk cadangan kebutuhan listrik, desa itu juga punya jaringan listrik dari Perusahan Listrik Negara (PLN).

Kunjungan Tim Penilai UGG bersama Wakil Bupati Merangin, Nilam Yahya ke kawasan Geopark Merangin di Kecamatan Jangkat, Senin (10/10/2022) diakhiri dengan peninjauan kebun Nanas di gerbang Komplek Masurai. Di kebun nanas itu Tim Penilai UGG dan rombongan rehat (istirahat) sejenak sembari menikmati buah nanas segar yang baru dipetik. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *