Geologist Geopark Merangin, Magdalena Ritonga, MT (kanan) dan Wakil Bupati Merangin, Nilwan Yahya (dua dari kiri) ketika meninjau Batu Silindrik Pratintuo di kawasan Geopark Merangin, Desa Dusun Tuo, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/KominfoMerangin).

(Matra, Jambi) – Situs purba kala Geopark (Taman Bumi) Merangin yang hingga kini masih terus diperjuangkan meraih predikat global heritage (kejaiban dunia)  ternyata memiliki koleksi peninggalan Batu Silindrik Pratintuo. Batu bersejarah berbentuk silinder yang berada di Desa Dusun Tuo, Kecamatan Lembah Masurai, Merangin, Jambi tersebut dinilai sebagai salah satu “batu bertuah” zaman purba.

Batu Silindrik Pratintuo yang berada di perbukitan dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut menjadi salah satu titik atau lokasi yang akan dinilai Tim Evaluator United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) Global Geopark (UGG) di kawasan Geopark Merangin sejak 6 – 11 Oktober 2022.

Geologist Geopark Merangin yang juga dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi (Unja), Magdalena Ritonga, MT ketika mengunjungi lokasi Batu Silindrik Pratintuo di Desa Dusun Tuo, Kecamatan Lembah Masurai, Merangin, baru – baru ini mengatakan, batu tersebut berbentuk silindrik memanjang.

Orientasi letak batu silindrik tersebut mengarah ke arah Gunung Hulu Nilo. Hal tersebut mengingatkan sebuah tradisi budaya megalithik mengenai penghormatan roh-roh leluhur yamg bersemayam di atas gunung.

Menurut Magdalena Ritonga, dalam tradisi budaya megalithik (zaman batu besar) terdapat kepercayaan bahwa leluhur yang sudah meninggal memiliki kehidupan berlanjut. Mereka bersemayam di puncak-puncak gunung.

‘’Konon kabarnya, relasi masyarakat yang masih hidup di dunia saat itu dengan leluhur tidak boleh putus dan harus terus dijaga. Hal itu dilakukan agar kekuatan dan perlindungan leluhur terus memberi naungan kehidupan yang ada di dunia,’’jelasnya.

Dikatakan, relasi manusia dengan leluhur yang sudah tiada diwujudkan dalam bentuk penghormatan leluhur melalui upacara adat dan ritual. Salah satu ritual tersebut dilaksanakan di Situs Batu Silindrik Pratintuo tersebut.

Sedangkan media penghubung dunia dan alam leluhur dilakukan dengan mendirikan bangunan ataupun media pemujaan berbentuk batu-batu besar. Di antaranya kubur batu, menhir, dolmen, arca nenek moyang dan media batu lainnya.

“Batu megalithik ini umumnya didirikan mengarah ke gunung ataupun berada di dataran tinggi. Karena itu peninggalan megalithik di kawasan dataran tinggi Jambi terdapat juga batu silindrik selain selain menhir dan dolmen,”ujarnya.

Sementara itu masyarakat lokal Desa Dusun Tua menyebut Batu Silindrik Pratintuo sebagai batu larung. Ada juga warga menyebut batu tua itu batu bedil atau batu meriam karena bentuknya seperti senjata meriam.

Sementara itu, Wakil Bupati Wabup Merangin, Nilwan Yahya yang juga turut dalam kunjungan ke lokasi Batu Silindrik Pratintuo tersebut mengatakan, Situs Batu Silindrik Pratintuo merupakan peninggalan megalithik berbentuk silindrik, terbuat dari batuan metamorfik.

Batu Silindrik Pratintuo di Desa Dusun Tuo tersebut memiliki bentuk dan hiasan sangat khas. Batu tersebut memiliki motif hias antropomorfik, goresan geometris dan terdapat pahatan figur manusia yang digoreskan di permukaan batu.

“Motif figur manusia itu merupakan representasi leluhur yang selalu memberi perlindungan dan kesejahteraan masyarakat dan keturunannya yang masih hidup di dunia,”katanya.

Sementara itu, situs Batu Silindrik Pratintuo sendiri kini mendapat perawatan khusus agar tidak sampai rusak. Batu “bertuah” yang berada di tengah-tengah perkebunan warga tersebut tersebut dikelilingi pagar besi. Di sekeliling Batu Silindrik Pratintuo itu ditanami rumput, sehingga terlihat bersih dan terawat dengan baik.

Pemasangan antena parabola canggih membuka jaringan internet di kawasan Geopark Merangin, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. (Foto : Matra/KominfoMerangin).

Pasang Internet

Sementara itu, Dinas Komunikasi dan Informatikan (Diskominfo) Kabupaten Merangin terus menambah fasilitas telekomunikasi di kawasan Geopark Marengin, Jambi untuk menambah nilai plus kawasan geopark merangin tersebut.

Saat ini, Diskominfo Kabupaten Merangin sudah memasang antenna parabola canggih di kawasan Geopark Merangin. Selain itu Diskominfo Merangin juga sudah memasang empat titik jaringan internet di kawasan geopark, yakni di Teluk Wang Sakti Desa Biuku Tanjung, Air Terjun Mengkaring, Kawasan Geopark Desa Air Batu dan di Desa Rantau Kermas ,Kecamatan Jangkat.

“Kami membangun antena telekomunikasi ini sebagai salah satu upaya menambah nilai plus di bidang digitalisasi dan telekomunikasi di kawasan Geopark Merangin. Hal tersebut penting mendukung upaya meloloskan Geopark Merangin, Jambi masuk dalam daftar Unesco Global Geopark (UGG),”katanya.

Dijelaskan, ketersediaan jaringan internet di kawaan Geopark Merangin membuat pihak Diskominfo Merangin dan pengelola Geopark Merangin bisa terus meng-update (memperbaharui) informasi-informasi terbaru terkait Geopark Merangin.

Misalnya pembuatan jaringan link twibbon (media promosi), mencetak spanduk-spanduk Geopark Merangin dan menginformasikan kegiatan gorong – royong di kawasan geopark tersebut setiap harinya.

Kadis Kominfo Merangin, M Arief mengatakan, pemasangan jaringan internet gratis di kawasan Geopark Merangin dilakukan kerja sama Diskominfo Provinsi dengan Diskominfo Merangin. Titik atau lokasi pemasangan jaringan internet tersebut berada di empat lokasi yang dikunjungi Tim Evaluator Unesco Global Geopark (UGG).

“Pemasangan empat jaringan internet gratis di kawasan Geopark Merangin tidak hanya perlu untuk penilaian UGG. Ketersediaan jaringan internet gratis tersebut juga bagi warga masyarakat desa sekitar yang hingga kini masih mengalami blank spot (tidak ada jaringan) telekomunikasi,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *