(Matra, Pematangraya) – Kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) cenderung meningkat memasuki puncak musim kemarau Agustus ini. Mengantisipasi karhutla tersebut, Polres Simalungun dan pihak terkait menggelar apel kesiapan Penanggulangan Bencana Karhutla Kabupaten Simalungun di lapangan Polres Simalungun, Jalan Jhon Horailam Saragih, Kecamatan Pematangraya, Kabupaten Simalungun, Sumut, Jumat (12/8/2022).
Apel siaga penanggulangan bencana karhutla tersbeut dipimpin Kapolres Simalungun Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ronald FC Sipayung, SH, SIK, MH. Turut hadir pada kesempatan tersebut. Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Simalungun, Komisaris Polisi (Kompol) Gering Damanik, SH, Kepala Bagian Sumberdaya (Kabag Sumda) Polres Simalungun, Kompol Joner Purba, Komandan Kompi (Danki) Brimob Kompi 2 Yon B Ajun Komisari Polisi (AKP), Ghafur Hidayat, SIK, MH.
Kemudian hadir juga Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Pemkab Simalungun, Ramadhan Damanik, Kepala Sub Seksi Sosial Politik (Kasubsi Sosopol) Pemkab Simalungun, Ade Jaya Ismanto, Kepala Seksi Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP) Urbanus Sinuaji dan perwakilan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0207/Simalungun (SML), Mayor TNI P Siagian.
Gubernur Sumut, H Edy Rahmayadi dalam sambutannya yang dibacakan Kapolres Simalungun, AKBP Ronald FC Sipayung pada kesempatan tersebut mengatakan, penganggulangan bencana Karhutla 2022 di Sumut dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota.
Untuk mencegah karhutla, lanjut Edy Rahmayadi, jajaran Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla se-Provinsi Sumut hendaknya meningkatkan kepekaan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan melaksanakan tugas dan memahami tugas pokok dan peran masing masing.
“Prioritaskan upaya pencegahan karhutla melalui pemberian sosialisasi dan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat. Tugas tersebut dapat dilakukan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa), para kepala desa dan tokoh masyarakat,”katanya.
Edy Rahmayadi juga meminta Satgas Penanggulangan Karhulta Kabupaten/Kota se- Provinsi Sumut juga perlu segera membangun pos komando (posko) terpadu pencegahan dan penanggulangan karhutla. Kemudian harus juga dilakukan manajemen lapangan yang saling bersinergi dan terorganisasir dengan baik agar berbagai pihak tidak bekerja sendiri-sendiri.
Kemudian, lanjutnya, penanganan karhutla harus dilakukan secara bersama-sama sehingga dapat dengan cepat mencegah timbulnya titik api yang baru. Penanggulangan karhutla perlu memanfaatkan teknologi, khususnya melakukan pemetaan dan monitoring di area rawan terjadinya karhutla dan melakukan modifikasi cuaca.
Menurut Edy Rahmayadi, pencegahan dan penanggulangan karhutla di Sumut juga harus memberdayakan potensi masyarakat dan perusahaan. Hal itu dapat dilakukan dengan membentuk regu pengendalian kebakaran hutan yang bertugas melakukan patroli dan pemadaman api.
“Lakukan patroli secara rutin untuk mengecek sarana prasarana penanggulangan karhutla seperti embung air, kanal air, selang dan pompa air dan sebagainya. Berikan juga solusi kepada masyarakat dan korporasi dalam pembukaan lahan dengan tidak melakukan pembakaran lahan,”tegasnya.
Edy Rahmayadi juga meminta pihak terkait, khususnya penegak hukum melakukan langkah-langkah penegakan hukum tegas terhadap seluruh pihak yang dengan sengaja melakukan pembakaran hutan dan lahan, baik yang dilakukan oleh konsesi milik korporasi maupun masyarakat.
Sementara AKBP Ronald FC Sipayung menambahkan, apel desiapan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan Dan Lahan di Kabupaten Simalungun 2022 tersebut merupakan suatu tahapan penting untuk mengingatkan masyarakat tentang perlunya upaya memelihara kelestarian hutan dan lahan di Simalungun.
Untuk itu, tambahnya, masyarakat Simalungun diminta bijak membuka lahan. Tidak membersihkan lahan dengan cara membakar karena kondisi cuaca panas dan cukup kering. Masyarakat juga diharapkan tetap bekerja sama untuk menjaga hutan.
Dijelaskan, berdasarkan laporan Gubernur Sumut, kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumut sudah cukup banyak. Jumlah titik api (hot spots) di Sumut sejak Januari hingga Juli 2022 mencapai 206 titik. Kemudian kebakaran hutan dan lahan mencapai 156 kali.
Jumlah titik api di Sumut tahun ini meningkat 36 titik dibanding tahun lalu sebanyak 170 titik. Jumah titik api di kawasan hutan dan lahan di Sumut Juni juni 2022 mencapai 14 titik, meningkat menjadi 146 titik Juli 2022 atau meningkat 94,2 %. Sedangkan titik api di Sumut medio 1 – 9 Agustus 2022 mencapai 212 titik.
“Wilayah Kabupaten Simalungun tidak termasuk daerah yang mengalami peningkatan titik api se-Sumut. Namun demikian seluruh elemen masyarakat dan jajaran instansi terkait di Simalungun kami harapkan jangan lengah mengenai karhutla ini,”katanya. (Matra/FebP/AdeSM).