Prosesi pelantikan 40 Pengurus Anak Cabang (PAC) Partuha Maujana Simalungun (PMS) se-Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun di kampus Universitas Simalungun (USI) Kota Pematangsiantar, Sumut, Kamis (11/8/2022). (Foto : Matra/FebP).

(Matra, Pematangsiantar) – Kehadiran organisasi masyarakat, Partuha Maujana Simalungun (PMS) di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) tidak hanya sekedar menara gading atau hanya simbol. PMS juga terus berupaya meningkatkan kontribusi dalam pembangunan daerah dan masyarakat Kota Pematangsiantar dan Simalungun.

Untuk meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan Kota Pematangsiantar dan Simalungun, PMS terus melakukan pembenahan-pembenahan organisasi/kepengurusan. Salah satu di antaranya melakukan penyegaran dan pengukuhan pengurus baru PMS se-Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun periode 2022 – 2027
.
Pengukuhan atau pelantikan Pengurus Anak Cabang (PAC) PMS se-Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun tersebut dilakukan Ketua Presidium (Dewan Pimpinan Pusat) PMS, St Marsiaman Saragih, SH di auditorium Rajamin Purba, Universitas Simalungun (USI), Kota Pematangsiantar, Kamis (11/8/20222).

Jumlah PAC PMS se-Kota Pematangsiantar yang dikukuhkan pada kesempatan tersebut sebanyak delapan cabang dan PAC PMS se-Kabupaten Simalungun sebanyak 32 cabang. Seluruh cabang PMS tersebut berada di tingkat kecamatan.

Tokoh-tokoh Simalungun yang hadir pada kesempatan tersebut, anggota DPRD Kota Pematangsiantar, Baren Alijoyo Purba, anggota DPRD Simalungun, Samrin Girsang, anggota DPRD Provinsi Sumut dan Mangapul Purba. Kemudian hadir juga atlet MMA Jeka Saragih, Anggota DPRD Sumut, Delpin Barus dan fungsionaris DPP Himapsi, DPC Himapsi Kota Pematangsiantar dan Simalungun.

Ketua Presidium PMS, St Marsiaman Saragih, SH pada kesempatan tersebut mengatakan, seluruh pengurus PAC PMS Kota Pematangsiantar dan Simalungun yang dilantik merupakan orang-orang yang mengetahui adat – istiadat serta kaum cendikiawan.

Setelah dilantik, lanjutnya, tugas penting yang dilakukan para pengurus, antara lain mendorong Pemerintahan Kota (Pemkot) Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun merevisi Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan Budaya Simalungun. Upaya ini perlu juga mendapat dukungan dan arahan PMS Cabang Kota Pematangsiantar dan Simalungun.

Marsiaman Saragih mengatakan, salah satu tugas utama para pengurus PMS di semua tingkatakn, yakni menjaga keaslian atas kearifan lokal agar tidak terkikis dan kemudian hilang. Untuk itu program-program pelestarian seni budaya Simalungun harus dilakukan seluruh kepengurusan PMS dengan baik.

Ketua Presidium Partuha Maujana Simalungun, St Marsiaman Saragih, SH memberikan arahan pada pelantikan 40 Pengurus Anak Cabang (PAC) se-Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun di kampus Universitas Simalungun (USI) Kota Pematangsiantar, Sumut, Kamis (11/8/2022). (Foto : Matra/FebP).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Presidium PMS, dr Jhon Ryder Purba pada kesempatan itu menyampaikan pokok-pokok pikiran PMS. Pokok – pokok pikiran tersebut, yakni harapan mengenai adanya satu kesatuan Suku Simalungun di mana pun berada untuk membangun SDM dan membangun tanah Habonaron Do Bona.

Kemudian, PMS mengusulkan kepada Pemkot Pematangsantar untuk segera membangun monumen Raja Sang Naualuh Damanik di lokasi segi tiga depan taman makam pahlawan. PMS juga mengusulkan kepada Pemkab Simalungun agar lebih serius memperhatikan dan memajukan pendidikan di Simalungun serta memaksimalkan pembangunan infrastruktur.

Pokok pikiran lain, yakni PMS mengusulkan kepada Pemkab Simalungun dan Pemkot Pematangsiantar mengutamakan nama-nama pahlawan dan tokoh Simalungun sebagai pengenalan nama jalan. PMS juga mengusulkan agar Pemkab Simalungun dan Pemkot Pematangsiantar memberikan kesempatan kepada putra daerah menduduki posisi strategis di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), instansi pemerintah maupun swasta.

Perteguh Jati Diri

Sementara itu, Ketua Panitia Patappei Sihilap (Pelantikan) PAC PMS Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Evra Sassky Damanik pada kesempatan tersebut mengatakan, pelantikan pengurus PMS di seluruh kecamatan di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun tersebut didasari pemikiran, yakni memperteguh jati diri dan identitas PMS.

Baik di wilayah Kota Pematangsiantar maupun Kabupaten Simalungun. PMS memiliki peran besar meningkatkan pembangunan dan melestarikan kearifan lokal di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.

“Melihat pentingnya peran PMS tersebut, maka dipandang perlu menetapkan dewan pengurus anak cabang PMS di seluruh daerah yang ada di dua daerah ini,”ujarnya.

Menurut Evra Sassky Damanik, lembaga PMS merupakan lembaga pemangku adat (panungkunan) masyarakat Simalungun. PMS berdiri sejak tahun 1969. Hingga saat ini, PMS tetap konsisten menjadi mitra pemerintah dalam memajukan daerah.

Kegiatan PMS saat ini, lanjutnya, tetap fokus pada pelestarian seni budaya Simalungun serta pembangunan Simalungun. PMS juga pada momentum pelantikan pengurus PAC PMS se-Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun tersebut menyampaikan sikap bersama, yakni akan tetap menyoroti identitas dan jati diri berdasarkan budaya dan kearifan lokal Siantar – Simalungun.

“Kami berharap, pelantikan pengurus PAC PMS di dua daerah ini menghasilkan sesuatu gambaran terkini tentang keadaan pembangunan, terkhusus pembangunan budaya Simalungun,”katanya.

Evra Sassky Damanik mengatakan, dari gambaran mengenai kondisi pembangunan dan budaya Simalungun terkini ini disusun konsep sebagai bahan masukan kepada pemerintah setempat. Dengan demikian pembangunan di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun bisa berlanjut dengan baik, khususnya pembangunan budaya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PMS Kota Pematangsiantar, Kawan Jatinggi Purba, MSi pada kesempatan tersebut meminta para pengurus PAC PMS se-Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun benar-benar menjalankan visi dan misi organisasi dengan baik.

Hal itu penting untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Kota Pematangsiantar dan Simalungun melalui pengembangan adat dan budaya. Pencapaian misi tersebut menjadi tanggung jawab bersama seluruh pengurus PMS.

“Pembangunan SDM Siantar – Simalungun berbasis adat dan budaya Simalungun ini berpedoman kepada falsafah masyarakat Simalungun, Habonaron do Bona (Kebenaran Awal Segalanya). Kita harus bersatu dan saling bahu membahu melestarikan adat, budaya, bahasa, pakaian, ornamen, lagu Simalungun agar jangan sampai ada yang punah,”katanya.

Dikatakan, seluruh kepengurusan PMS di semua tingkatan juga diharapkan dapat mempertahankan serta menjaga budaya dan adat istiadat Simalungun dan dapat diwariskan kepada generasi muda Simalungun. (Matra/FebP/AdeSM).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *