Gubernur Jambi, H Al Haris (dua dari kiri) dan Direktur Utama PTPN VI Jambi – Sumbar, Iswan Achir (dua dari kanan) menandatangani MoU pengembangan sumber daya manusia di di kantor pusat PTPN VI Jambi – Sumbar, Kota Jambi, Rabu (27/7/2022). (Foto : Matra/KominfoJambi).

(Matra, Jambi) – Terjadinya kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng di Tanah Air merupakan suatu hal yang cukup ironis. Masalahnya kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng tersebut terjadi juga di sentra – sentra perkebunan kelapa sawit seperti daerah Sumatera, termasuk Provinsi Jambi. 

Provinsi Jambi sendiri saat ini memiliki luas perkebunan kelapa sawit sekitar 530.721,96 hektare (ha). Kemudian di Provinsi Jambi berdiri cukup banyak perusahaan perkebunan kelapa swwit skala nasional, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Jambi – Sumatera Barat (Sumbar).

Guna mencari solusi kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi meminta pihak PTPN VI Jambi – Sumbar mendirikan atau membangun pabrik minyak goreng. Pembangunan minyak goreng tersebut penting agar tandan buah segar (TBS) sawit dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dari Jambi tidak semuanya dijual ke luar daerah Jambi.

“Kami mengusulkan agar PTPN VI Jambi – Sumbar mendirikan pabrik minyak goreng di Jambi. Hal ini penting guna mengatasi seringnya terjadi kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng di Jambi,”kata Al Haris pada acara penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Pemprov Jambi dan PTPN VI Jambi – Sumbar mengenai Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di kantor pusat PTPN VI Jambi – Sumbar, Kota Jambi, Rabu (27/7/2022). Penandatangan tersebut dilakukan Al Haris dan Direktur Utama PTPN VI Jambi – Sumbar, Iswan Achir.

Al Haris emngatakan, saat ini perkembangan lahan perkebunan sawit di Provinsi Jambi semakin luas. Sementara masalah kelangkaan persediaan dan mahalnya harga minyak goreng menjadi momok bagi masyarakat seperti kejadian beberapa waktu lalu.

“Menyikapi kejadian seperti itu, sudah semestinya Provinsi Jambi menambah lagi perusahaan minyak goreng. Saat ini Jambi hanya bergantung pada PT Kurnia Tunggal dan Wilmar untuk memenuhi minyak goreng. Karena itu saya berharap PTPN VI bisa merambah ke uasa produksi minyak sayur, tidak hanya produksi CPO,”katanya.

Menurut Al Haris, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi saat ini sedang berupaya memenuhi kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat Jambi. Kebutuhan minyak goreng di sembilan kabupaten dan dua kota di Provinsi Jambi saat ini sangat besar. Tetapi perusahaan yang memproduksi minyak goreng masih terbatas.

“Saat ini Provinsi Jambi masih membutuhkan sekitar 21 perusahaan yang produksi minyak goreng agar kebutuhan minyak goreng di Provinsi Jambi terpenuhi. Melihat peluang bisnis ini, PTPN VI seharusnya mampu membuat pabrik dengan turunan yang bisa menambah produksi minyak sayur. Kita juga menginginkan perusahan aset negara lebih berkembang,”katanya.

Tandan buah segar (TBS) sawit Jambi yang hingga kini belum banyak diolah menjadi minyak goreng. (Foto : Matra/Ist).

Mengenai MoU tersebut, Al Haris mengatakan, Pemprov Jambi dan PTPN VI Jambi – Sumbar menjalin kesepakatan untuk berkerja sama di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia. Upaya itu dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada demi kemajuan bersama. Sedangkan objek kesepakatan, yaitu penyelenggaraan pembelajaran dan kompetensi sumber daya manusia.

“Ruang lingkup kesepakatan bersama, yakni penyelenggaraan kerja sama pendidikan, penelitian, pengembangan sumber daya manusia dan pengabdian kepada masyarakat. Saya sangat mengapresiasi kesepakatan bersama ini sebagai salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia di Provinsi Jambi,”katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PTPN VI Jambi – Sumbar, Iswan Achir mengatakan, suatu wilayah akan lebih maju apabila memiliki seluruh kader-kader ataupun masyarakat dengan pengembangan sumber daya manusia yang cukup baik.

Saat ini, katanya, PTPN VI Jambi – Sumbar sudah melakukan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan menjalin kerja sama dengan pihak perguruan tinggi. Kemudian merekrut masyarakat atau anak-anak Jambi yang bersekolah di Balai Latihan Kerja (BLK). Tenaga-tenaga terampil darti BLK Jambi tersebut sudah banyak bekerja di pabrik-pabrik PTPN VI Jambi – Sumbar. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *