(Matra, Jambi) – Pembangunan draniase (saluran air) tertutup dan kerusakan drainase menjadi pemicu utama semakin seringnya Kota Jambi dilanda banjir. Setiap hujan lebat turun di Kota Jambi, air langsung mengalir ke ruas jalan dan permukiman warga karena drainase tertutup dan rusak.
Pantauan medialintassumatera.com di Simpang Gado-gado dan Pertamina, Jalan Pangeran Hidayat, Kotabaru, Kota Jambi, Jumat (15/7/2022) ruas jalan, masjid dan rumah warga terendam banjir mulai pagi hingga sore. Banjir disebabkan luapan air sungai dan aliran air hujan dari daerah tinggi di dua kawasan Pertamina, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi.
Besarnya luapan air sungai di simpang Pertamina dan Simpang Gado-gado, Jalan Pangeran Hidayat, Kotabaru, Kota Jambi akibat hujan lebat yang melanda Kota Jambi, Jumat (15/7/2022) subuh hingga pagi.
Terendamnya ruas jalan di Simpang Pertamina, Kenali Asam Bawah, Kotabaru, Kota Jambi membuat arus lalu lintas nyaris lumpuh total. Ruas jalan menuju Pertamina, Kenali Asam Atas, Kotabaru, Kota Jambi sejak Jumat pagi hingga sore tidak bisa dilalui kendaraan roda empat ukuran kecil dan sepeda motor.
“Mulai pagi sampai sore ini, mobil kecil dan sepeda motor belum bisa lewat jalan ini. Banjir masih tinggi hingga mencapai satu meter. Banjir di sini tinggi karena berada dekat sungai dan luapan air dari Kenali Asam Atas dan Mayang sangat besar,”kata Amril, warga yang mengatur lalu lintas di Simpang Pertamina, Kenali Asam Bawah.
Sementara itu, warung makan dan rumah warga yang berada di sekitar Sungai Pertamina, Jalan Pangeran Hidayat juga masih terendam hingga Jumat sore karena luapan air sungai belum surut seperti semula. Warga dan pemilik warung terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman.
Langganan Banjir
Sementara itu, hujan lebat yang mengguyur Kota Jambi, Jumat subuh hingga pagi hari juga merendam beberapa permukiman warga di Kota Jambi. Perumahan warga yang terendam banjir antara lain di Perumahan Samudera Afroza III RT 16 Pasir Putih dan Perumahan Safira Residence RT 46 Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan.
Selain itu, beberapa perumahan warga Kota Jambi di Kecamatan Alam Barajo juga dilanda banjir, yakni Perumahan Kembar Lestari dan Perumahan Namura III, perbatasan Kabupaten Muarojambi – Kota Jambi.
Sunardi (45), warga Perumahan Namura III mengatakan, permukiman mereka selama ini sudah menjadi langganan banjir setiap hujan lebat. Banjir disebabkan luapan air sungai yang melintasi perumahan. Sungai tersebut tidak mampu menampung aliran air hujan dari kawasan atau daerah tinggi di kawasan Simpang Rimbo dan Kotabaru Indah.
“Untuk mengatasi banjir di daerah ini, kami mengharapkan pemerintah memperbaiki drainase di Simpang Rimbo dan melakukan pengerukan sungai di tengah perumahan tersebut. Petugas dinas pekerjaan umum sudah pernah meninjau kondisi sungai dan drainase di sekitar perumahan. Tetapi sampai sekarang belum ada perbaikan,”katanya.
Sementara itu Gubernur Jambi, H Al Haris baru-baru ini mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi kini sedang mempersiapkan beberapa solusi membantu menangani masalah banjir di Kota Jambi. Salah satu solusi tersebut, yakni memperbaiki drainse dan melakukan pembenahan sungai-sungai yang ada di Kota Jambi.
Dijelaskan, ada tiga komponen yang berperan penting menangani masalah banjir di Kota Jambi. Ketiga komponen tersebut, Pemprov Jambi, Balai Jalan Jambi dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Kota Jambi.
“Kami sudah mengajak balai duduk bersama mencari solusi masalah banjir di Kota Jambi. Mudah-mudahan dalam tahun ini bisa dibuat program penanganan banjir di Kota Jambi,”katanya.
Sementara itu, Wali Kota Jambi, H Syarif Fasha mengharapkan masalah banjir di Kota Jambi bisa diselesaikan secepatnya. Hingga kini masih ada sekitar 34 titik banjir di Kota Jambi. Penanganan daerah-daerah rawan banjir di Kota Jambi sebagian besar menjadi wewenang Pemprov Jambi. Tetapi Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi sering disalahkan jika terjadi banjir di Kota Jambi.
“Tidak semua perbaikan parit atau saluran air di Kota Jambi menjadi tanggung jawab kami. Sebagian besar penanganan saluran air di kota ini tanggung jawab Pemprov Jambi. Saat ini masih ada 62 Km saluran air sekunder yang masih dalam bentuk tanah,”katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi, H M Fauzi mengatakan, permukiman rawan banjir di Kota Jambi tersebar di sembilan wilayah. Sebanyak tiga daerah rawan banjir tersebut harus ditangani secepatnya karena dihuni banyak penduduk.
Dikatakan, tiga wilayah rawan banjir yang membutuhkan penanganan tersebut, yakni Perumahan Namura, Kembar Lestari, Paal 14 dan Sipin. Penanganan masalah banjir di tiga kawasan tersebut membutuhkan kajian khusus. Hal itu penting agar banjir tidak berulang-ulang terjadi.
“Kami berharap ada koordinasi dan konsolidasi ini unjtuk menghasilkan program penanganan masalah banjir di kota Jambi,”tambahnya. (Matra/AdeSM).