Ephorus GKPS, Pdt Dr Deddy Fajar Purba (kanan) memukul gong penutupan Sinode Bolon ke-45 GKPS di Balai Bolon GKPS, Jalan Pdt J Wismar Saragih, Kota Pematangsiantar, Sumut, Jumat (1/7/20222) malam. (Foto : Matra/HmsGKPS).

(Matra, Pematangsiantar) – Ephorus Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Pdt Dr Deddy Fajar Purba menegaskan, hasil atau keputusan Sinode Bolon ke-45 GKPS 2022 jangan sampai digunakan untuk melakukan hal-hal yang sifatnya destruktif (merusak) di tengah jemaat. Karena itu hasil atau keputusan Sindoe Bolon ke-45 GKPS harus segera disosialisasikan kepada jemaat.

Penegasan itu disampaikan Ephorus GKPS, Pdt Dr Deddy Fajar Purba pada penutupan Sinode Bolon (Sidang Raya) ke-45 GKPS di Balai Bolon GKPS Jalan Pdt J Wismar Saragih, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (1/7) malam. Sinode Bolon ke-45 GKPS yang berlangsung mulai Selasa (28/6/2022) hingga Jumat (1/7/2022) dihadiri sekitar 460 orang sinodestan atau peserta.

Peserta sinode bolon tersebut terdiri dari pendeta sebanyak 224 orang, penginjil (63), utusan resort (147 orang), ketua seksi kategorial sinode (empat orang), utusan pemuda (11 orang) dan utusan perempuan (11 orang).

Penutupan Sinode Bolon ke-45 GKPS 2022 diawali dengan penyerahan palu persidangan dan himpunan keputusan dari Majelis Ketua Persidangan, Pdt Dr Richard Siboro kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) GKPS, Pdt Dr Paul Ulrich Munthe.

Menurut Deddy Fajar Purba, pelaksanaan Sinode Bolon ke-45 GKPS bertujuan untuk kemuliaan Tuhan sekaligus mengajak seluruh sinodestan semakin mencintai GKPS. Karena itu para sinodestan harus mampu menjadi duta pembawa kabar baik terkait keputusan-keputusan yang sudah diambil pada Sinode Bolon ke-45 GKPS 2022.

“Selain itu kami juga mengajak seluruh sinodestan menjadi pembawa kabar baik bagi jemaat. Para sinodestan juga harus mensosialisasikan segala hasil keputusan yang sudah diambil agar tidak digunakan untuk hal-hal yang sifatnya destruktif di tengah jemaat,”katanya.

Sementara itu, perwakilan sinodestan, St Rudi IR Saragih, SP, MSi pada kesempatan tersebut mengatakan, pelaksanaan sidang-sidang Sinode Bolon ke-45 GKPS banyak yang kurang berjalan lancar karena pimpinan sidang kurang menguasai bahasa Simalungun.

Karena itu Rudi IR Saragih mengusulkan, para pimpinan sidang pada Sindoe Bolon GKPS di masa mendatang hendaknya ditunjuk orang yang benar-benar menguasai bahasa Simalungun. Bila perlu Sinode Bolon GKPS mendatangkan ahli bahasa Simalungun. Hal tersebut penting agar persidangan dapat berjalan efektif dan efisien.

“Kita harus akui banyak waktu yang tersita hanya untuk merumuskan redaksi dalam bahasa Simalungun. Usul saya sebagai salah satu sinodestan agar ke depan didatangkanlah staf ahli persidangan yang memang benar-benar menguasai tata bahasa Simalungun agar sidang kita berjalan efektif dan efisien,”ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Sinode Bolon ke-45 GKPS, St Dr Hisarma Saragih, MHum pada kesempatan tersebut melaporkan pokok-pokok penting hasil persidangan sinode bolon. Selama persidangan dilangsungkan, baik paripurna maupun komisi, persidangan berlangsung qorum (memenuhi syarat). Namun sidang sering melebihi waktu yang sudah ditetapkan.

Kemudian ceramah yang mendatangkan pembicara dari luar GKPS juga berlangsung dengan baik. Sedangkan penerapan protokol kesehatan dan pemeriksaan kondisi kesehatan para peserta sinode bolon juga dilakukan dengan baik.

Pdt Josia Siboro yang menyampaikan khotbah pada ibadah penutupan Sinode Bolon ke-45 GKPS tersebut mengatakan, bagi orang percaya berkat bukanlah tentang harta, kekayaan ataupun jabatan. Berkat bagi orang percaya adalah kehadiran Tuhan dalam kehidupan manusia. Dengan demikian dalam setiap keadaan dan situasi, ia melibatkan Tuhan.

“Kehadiran Tuhan itulah yang memberi damai dan suka cita bagi setiap orang percaya. Oleh sebab itu setiap orang percaya harus terus terkoneksi dengan Tuhan yang merupakan sumber kehidupan,”katanya. (Matra/AdeSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *